Mohon tunggu...
afida
afida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islamic Parenting: Hindari Kata "Jangan" dalam Mendidik Anak

11 Oktober 2018   18:25 Diperbarui: 11 Oktober 2018   18:58 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama anak lahir ke dunia akan meihat di sekelilngnya. Dan tergambar dalam benaknya lingkungan kehidupan. Sebagaimana ia lahir dalam ketaadaan suci bersih. Jiwanya yang suci, bersih akan menerima segala bentuk apa saja yang kemudian datang dan mempengaruhi kehidupannya.

Sebagaimana perkataan imam Al-Ghazali, anak merupakan amanah yang diberikan Allah kepada orang-tua. Setiap proses yang diukir dalam kehidupannya semua akan membekas. Seperti itulah anak terbentuk.

Dalam kitab agama islam (Al-Qur'an) kata jangan tersebar pada 368 ayat. Sedangkan ahli parenting, psikolog justru meninggalkannya. Konsep ketaqwaan menjalankan perintah dan menjahui larangan. Amar ma'ruf nahi munkar juga mengandung maksud penganjuran pada hal yang diperintahkan dan menjahui yang dilarang oleh syariat agama.

Catatan kitabullah tentang Luqman Hakim. Ayat 12-19 dalam Al-Quran. Dan ini menjadi rujukan dalam konsep pendidikan islam dan didalamnya termuat atas beberapa larangan-larangan. Kata jangan tentunya menjadi tujuan bagi seorang yang mendidik. Oleh karena itu, kata jangan ada penjelasan setelahnya. Seorang yang memakai kata jangan dengan disertai marah atau otoriter, maka akan menjadi bumerang bagi yang di didik.

Beberapa ahli parenting, psikolog mengingatkan bahwa guru dan orangtua untuk menghindari kata jangan dalam mendidik anak. Memang akan terkesan sulit bagi orangtua untuk melarang anak dalam bentuk yang berbeda, dengan menggunakan kata yang lebih positif.

Dampak yang ditimbulkan penggunaan kata jangan disertai marah membuat anak rasa ingin taunya berkurang, membuat anak minder. Kata jangan sendiri boleh dilakukan jika anak telah menginjak umur yang telah mengetahui makna jangan dan ketika sudah dalam kedaan masalah atau mendesak orangtua atau guru bisa berkata jangan. Jika kita sebagai orangtua atau guru bisa meminmalisir kata jangan dan menggantinya dengan kata-kata yang positif maka akan membuat anak menjadi pribadi yang kreatif, punya pilihan, dan melihat semua dari hal-hal positifnya, termasuk dalam memaknai ayat-ayat Al-Qur'an.

Jika mengasuh anak sesuai dengan metode yang dianjurkan. Tentunya anak akan tumbuh positif. Menjadi anak yang shalih-shalihah serta menjadikan kitabnya sebagai pedomannya. Dan mengajarkan pada anak harus seimbang bahagia di dunia, sukses di akhirat. Maka kelak i akan mendapat hal-hal positif di kemudian hari.

Maka gunakan kata jangan dengan bijak, jika tidaka ada alternatif lain atau yang tepat gunakan kata jangan asalakan dengan intonasi yang tepat. Bagi mereka yang memaknai kata jangan mengundang makna yang negatif, lalu bagaimana dengan kitab Al-Qur'an dengan kata 'laa" yang bermakna jangan atau tidak terdapat pada 368 ayat. Lingkungan anak sekarang sudah berbeda. Orangtua harus atau guru harus pintar-pintar menyesuaikan ajaran. Sehingga pesan yang disampaikan kepada anak dapat diterima dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun