Pernikahan merupakan peristiwa yang sakral bagi setiap manusia yang melewati proses ini. Tentunya dalam sebuah pernikahan berharap sebuah kelanggengan terhadap rumah tangga yang mereka bangun. Maka dalam hal ini pendidikan pra-nikah sangatlah diperlukan. Salah satunya adalah pendidikan parenting.
Kenapa belajar parenting itu penting?, bukan setelah menikah tapi pra-nikah. Karena ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya. Lebih baik belajar sedari dini untuk suatu yang bermanfaat untuk kehidupan saat ini atau di masa mendatang. Pendidikan anak bukan dimulai sejak anak dini tapi sebelum memilih pasangan suami maupun pasangan istri.
Rata-rata pasangan hanya memikirkan sampai konsep resepsi saja atau menyiapakan undangan hingga membuat acara pernikahan dengan "bijak" tapi kehidupan selanjutnya tidak difikirkan. Memiliki anak merupakan tujuan utama bagi pasangan yang memilih untuk menikah. Tapi jangan lupa tanggung jawab terbesar setelahnya.Â
Tanpa berbincang-bincang masalah masa depan anak, metode apa yang digunakan mengurus anak?, pendidikan apa yang bagus untuk anak? Dan mereka menganggap mengurus anak itu mudah dan baru memfikirkan setelah menikah atau setelah mempunyai anak. Mengurus rumah tangga juga ada ilmunya, bahkan menjadi orang tua untuk anak-anak kelak juga butuh sebuah ilmu. Bisa dikatan lebih bahaya mengurus anak tanpa ilmu.
Ada pepatah "sedia payung sebelum hujan", berarti kita harus mempersiapkan segala sesuatu sebelum terjadi. Saat ini ilmu parenting kurang diminati oleh semua kalangan, dan beranggapan bidang ini seolah-olah remeh. Mereka mengandalkan ilmu seadanya mereka. Mencontoh pendidikan pola asuh dari orangtua atau nenek-nenek kita yang tidak diketahui benar atau tidaknya. Di sisi lain tentu orangtua menginginkan anaknya tumbuh sehat, cerdas dan memiliki akhlak yang baik.
Bagaimana mengajari tentang akhlak terpuji maupun tercela, jika orang tua tidak punya ilmu untuk mengajari anaknya berbuat baik. Profesi orangtua dianggap sebagai hal tidak penting yang harus dibekali ilmu terlebih dahulu, tanpa harus berpendidikan tinggi. Target orang tua untuk anaknya pun menjadi tidak terwujud, kenapa hal itu terjadi? Karena proses menuju itu salah kaprah karena minimnya pengetahuan tanpa melihat benar atau tidaknya untuk sampai target yang diinginkan.Â
Pada akhirnya anak memperoleh pendidikan yang keliru. Dimana orang tua kurang sabar menghadapi anaknya. Misal anak dalam keadaan tantrum, akann tetapi orangtua justru memarahi bahkan meggunakan kekerasan fisik. Justru ini akan menjadi bumerang antara hubungan anak dan kedua orang tua dan perilaku anak di kehidupan selanjutnya.
Profesi seorang guru, dokter, tentara, polisi dan lain-lain, tetunya kita harus memiliki ilmu dalam tiap bidangnya begitu pun menjadi orangtua. Tidak mungkin jika anak tiba-tiba tumbuh jadi orang yang hebat yang pintar tanpa adanya pendidikan dari orangtuanya. Manfaat yang kita peroleh memahami pendidkan parenting pra-nikah akan jauh lebih banyak, seperti:
Proses perkembangan dan pertumbuhan, disini akan dikaji lebih dalam tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia dan bagaimana cara menghadapinya dalam setiap fasenya.
Baik buruknya sesuatu dapat dijelaskan secara logis.
Karena sudah memahami ilmu parenting maka setiap permasalahn keluarga dapat diselesaikan dengan baik.
Bekal ilmu jauh lebih banyak tanpa takut kudet, karena didiklah anak sesuai zamannya.
Jika anak mengahdapi masalah kita tahu cara menghadapinya. Zaman sekarang sudah canggih tentu di situ-situs internet, pemberitaan atau komunitas di sosmed tentu bisa di dapatkan pendidikan parentingnya dengan mudah.Â
Jika orang tua ingin lebih banyak memperoleh  pendidikan parenting dan dapat berkonsultasi langsung dengan ahlinya dapat mengkuti talkshow tentang parenting.
Pendidikan parenting suatu saat akan dirasa sebagai kebutuhan untuk tindakan keseharian. Para manusia harus mampu menjaga jiwa dan akal manusia khususnya keluaraga. Sehingga manusia bisa memenuhi tanggung jawab dan kodratnya yang akan dipikul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H