Di telingaku, bisik kisahmu bergema,
Senyummu merekah, hatiku berbunga.
Rasa resahmu, ku dengar tanpa henti,
Menjadi bahumu, tempatmu berkeluh.
Namun, wajahmu tak pernah kulihat,
Suara lembutmu, tak pernah kurasakan.
Kita terikat benang tak kasat mata,
Dalam ruang hampa, tanpa sentuhan nyata.
Kisahmu, seperti melodi syahdu,
Yang mengalir lembut, menenangkan jiwa.
Kesenanganmu, bagaikan embun pagi,
Menyegarkan hati, menghapus duka.
Derita yang kau hadapi, ku rasakan,
Seperti duri tajam, menusuk kalbu.
Ingin ku ulurkan tangan, meringankan beban,
Namun, jarak memisahkan, tak terjembatani.
Kita terikat dalam ikatan tak terucap,
Sebuah persahabatan yang tak terjamah.
Hanya bayangan, yang tak pernah bersua,
Namun, kasih sayang tercurah tanpa henti.
Teman sejati, bukan hanya sebatas nama,
Yang terukir dalam memori, di hati terpahat.
Kisah kita, terjalin tanpa ikatan,
Hanya bayangan, yang tak pernah bersua.
Namun, dalam hatiku, kau tetap ada,
Sebuah misteri, yang tak terpecahkan.
Sebuah ikatan, yang tak terlupakan,
Walau tak pernah bertemu, kasih tetap tercurah.
Kendal, 23/09/2024
Afid Alfian A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H