Mohon tunggu...
Afid Alfian Azzuhuri
Afid Alfian Azzuhuri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang pelajar - penikmat sastra - suka menulis- pendengar musik berbagai genre - masih manusia

Afid Alfian A | Kendal, Jateng 🏠. | 19 Des 🎂. | Sagitarius♐. | Bocah SMA yang suka mencoba banyak hal | Tolong bantu suport blog saya dengan like, share, dan komen disetiap tulisan-tulisan saya🙏 | ........

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tinta Hitam

8 September 2024   08:35 Diperbarui: 8 September 2024   08:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis adalah cara mengabadikan perkataanku,
Karena kelak bibirku juga turut dikubur ke dalam tanah.
Kata-kata yang terukir, menjadi jejak di atas kertas,
Menjadi saksi bisu, tentang kisah hidup yang pernah terjalin.
 
Tinta hitam menari, menorehkan jejak di atas putih,
Membentuk kalimat, merangkai makna, mencipta cerita.
Di sana, terukir mimpi, asa, dan juga duka,
Terukir tawa, tangis, dan juga luka.
 
Menulis adalah cara mengabadikan rasa,
Yang tak terucap, yang terpendam di relung jiwa.
Menulis adalah cara mengabadikan jiwa,
Yang tak terlupakan, yang terukir di setiap hela napas.
 
Tinta hitam menari, menorehkan jejak di atas putih,
Membentuk kalimat, merangkai makna, mencipta cerita.
Di sana, terukir mimpi, asa, dan juga duka,
Terukir tawa, tangis, dan juga luka.
 
Menulis adalah cara mengabadikan kenangan,
Yang tak terlupakan, yang terukir di setiap sudut hati.
Menulis adalah cara mengabadikan momen,
Yang tak terulang, yang terukir di setiap detik waktu.
 
Tinta hitam menari, menorehkan jejak di atas putih,
Membentuk kalimat, merangkai makna, mencipta cerita.
Di sana, terukir mimpi, asa, dan juga duka,
Terukir tawa, tangis, dan juga luka.
 
Menulis adalah cara mengabadikan diri,
Yang tak terlupakan, yang terukir di setiap hela napas.
Menulis adalah cara mengabadikan jiwa,
Yang tak terlupakan, yang terukir di setiap detik waktu.
 
Ketika tubuhku tertidur dalam dinginnya tanah,
Ketika bibirku tak lagi mampu berucap,
Ketika mataku tak lagi memandang dunia,
Kata-kata yang terukir, akan tetap hidup.
 
Mereka akan berbisik, tentang kisah yang pernah terjalin,
Tentang mimpi yang pernah terukir,
Tentang asa yang pernah terpendam,
Tentang jiwa yang pernah terlahir.
 
Menulis adalah cara mengabadikan diri,
Yang tak terlupakan, yang terukir di setiap hela napas.
Menulis adalah cara mengabadikan jiwa,
Yang tak terlupakan, yang terukir di setiap detik waktu.

Kendal, 08/09/2024

Afid Alfian A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun