Mohon tunggu...
Afid Alfian Azzuhuri
Afid Alfian Azzuhuri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang pelajar - penikmat sastra - suka menulis- pendengar musik berbagai genre - masih manusia

Afid Alfian A | Kendal, Jateng 🏠. | 19 Des 🎂. | Sagitarius♐. | Bocah SMA yang suka mencoba banyak hal | Tolong bantu suport blog saya dengan like, share, dan komen disetiap tulisan-tulisan saya🙏 | ........

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketegaran yang Rapuh

7 Agustus 2024   08:08 Diperbarui: 7 Agustus 2024   08:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/564x/85/e1/b4/85e1b425077465cdc41b182aefa2c332.jpg

Di dalam setiap manusia, terdapat ladang-ladang luka yang tak terlihat oleh mata kasar. Mereka menyimpan rahasia-rahasia yang dalam, terpendam dalam lipatan hati yang rapuh. Ada tipe orang yang memilih untuk berpura-pura menjadi kuat, menyembunyikan kelemahan di balik tirai kekuatan yang mereka bangun. Mereka menatap dunia dengan mata tegar, namun dalam hati mereka terdapat kepedihan yang tak terucap, kepedihan yang hanya mereka dan langit malam yang sunyi yang tahu.
 
Setiap langkah yang diambil, setiap kata yang terucap, adalah upaya untuk menyembunyikan luka-luka yang menganga dalam diri. Mereka menjadi ahli dalam menyimpan rahasia, menyimpan luka-luka yang terpendam dalam lipatan hati yang rapuh. Ketika matahari terbenam dan malam mulai menjelang, mereka merenung dalam kesunyian, merenung akan segala luka yang masih membekas dalam diri mereka.
 
Di balik tirai kekuatan yang mereka bangun, terdapat kelemahan yang merintih dalam sunyi. Mereka menari di atas panggung kehidupan, mempertontonkan ketegaran yang palsu, agar tak terlihat rapuh di mata dunia luar. Namun, dalam kesendirian malam yang sunyi, mereka meratapi luka-luka yang tak kunjung sembuh, meratapi kelemahan yang tak terungkap.
 
Setiap detik, setiap hembusan angin, adalah pengingat akan luka-luka yang masih membekas dalam diri. Mereka berjalan dengan langkah tegar, namun beban luka-luka yang mereka pikul terasa begitu berat. Mereka adalah penjaga rahasia, penjaga luka-luka yang tak ingin terbongkar, dalam upaya untuk tetap tegar di tengah badai kehidupan yang tak kenal belas kasihan.
 
Dalam kesunyian malam yang sunyi, mereka menangis dalam diam, melepaskan beban yang terlalu berat untuk mereka pikul. Mereka menjerit dalam kehampaan, mencari pelukan yang tak pernah datang. Mereka adalah pahlawan yang tak pernah diakui, pahlawan dalam kegelapan yang tak kunjung reda.
 
Di balik tirai kekuatan palsu, terdapat jiwa yang rapuh, terdapat hati yang terluka. Mereka adalah manusia-manusia yang berusaha bertahan dalam badai, berusaha tersenyum meski hati mereka terluka. Mereka adalah penjaga luka-luka yang tak kunjung sembuh, penjaga rahasia yang tak ingin terungkap. Mereka adalah manusia-manusia tegar di balik kesunyian malam yang sunyi.

Afid Alfian A

Kendal, 06/08/2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun