Di antara tatapan yang tak terartikan,
Terukir bayangmu, di relung hatiku.
Mengira saling menyukai, sebuah angan,
Yang tercipta dari harapanku yang tertahan.
Senyummu, bagaikan mentari pagi,
Menyinari hatiku yang dingin dan sepi.
Kata-katamu, bagaikan embun pagi,
Menyejukkan jiwa yang haus akan kasih.
Aku terlena, dalam ilusi yang kau cipta,
Menunggu sebuah jawaban, yang tak kunjung nyata.
Kau tak tahu, betapa dalam aku mencinta,
Hingga aku terjatuh, dalam jurang lara.
Ternyata, aku sendiri yang terjebak,
Dalam lautan cinta, yang tak berujung dan tak bertepi.
Kau tak pernah merasakan, apa yang kurasakan,
Hanya aku yang terluka, dalam diamku yang sunyi.
Kini, aku tersadar, dari mimpi indah itu,
Hanya aku yang terjebak, dalam labirin cinta yang rumit.
Mengira saling menyukai, hanyalah khayalan,
Yang tercipta dari hatiku yang terlalu berharap.
Afid Alfian A
Kendal, 05/08/2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H