Di antara reruntuhan, di mana mimpi tertidur,
Terlihat retakan, cerita yang terlupakan.
Kaca pecah, kayu lapuk, dan beton retak,
Menceritakan kisah tentang kehancuran yang tak terelakkan.
Namun di balik debu dan bayangan kelam,
Terpancar sinar harapan, tak terpadam.
Seperti bunga liar yang tumbuh di celah batu,
Kehidupan mencari jalan, tak kenal lelah dan tabu.
Tangan-tangan terulur, hati berdebar,
Membangun kembali, menjahit luka yang lebar.
Dari puing-puing, terlahir semangat baru,
Menyusun fondasi, lebih kuat dari yang dulu.
Retakan menjadi pelajaran, luka menjadi tanda,
Bahwa kehancuran bukanlah akhir, melainkan tanda.
Untuk bangkit lebih kuat, lebih teguh dan bijaksana,
Membangun kembali, dengan cinta dan tekad yang tak tergoyahkan.
Maka janganlah takut pada retakan dan luka,
Karena di sana tersembunyi kekuatan yang tak terduga.
Dengan tekad bulat dan hati yang penuh harap,
Kita dapat membangun kembali, dari abu dan harap.
Afid Alfian A
Kendal, 31/07/2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H