Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa. Keberagaman ini merupakan salah satu kekayaan dan kekuatan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Namun, di sisi lain, keberagaman ini juga dapat menimbulkan tantangan dan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai keberagaman yang ada di dalam dan di luar negeri.
Salah satu cara untuk memahami dan menghargai keberagaman adalah dengan mengajarkan kebhinekaan global kepada generasi muda. Kebhinekaan global adalah sikap dan perilaku yang mengakui, menghormati, dan menghargai perbedaan budaya, nilai, dan keyakinan yang ada di dunia. Kebhinekaan global juga berarti memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap masalah-masalah global yang mempengaruhi kesejahteraan umat manusia.
Mengapa penting mengajarkan kebhinekaan global kepada generasi muda? Karena kita hidup di era digital yang semakin terhubung dan terintegrasi. Sebagai akibat dari globalisasi dan kemajuan teknologi, kita menjadi lebih dekat satu sama lain, baik secara fisik maupun virtual. Kita dapat berinteraksi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia dengan mudah dan cepat. Kita juga dapat mengakses informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber dan media dengan luas dan mendalam.
Di era digital ini, generasi muda akan hidup dan bekerja di dunia yang semakin global. Mereka akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan peluang yang bersifat lintas batas, lintas budaya, dan lintas disiplin. Mereka juga akan berkompetisi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan keterampilan. Oleh karena itu, mereka harus memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh generasi muda di era digital adalah keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Keterampilan ini dapat membantu mereka untuk menyelesaikan masalah, menciptakan solusi, dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, generasi muda juga harus memiliki keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan orang-orang yang berbeda dari mereka. Keterampilan ini dapat membantu mereka untuk membangun hubungan, kerjasama, dan harmoni dengan orang-orang dari berbagai budaya, nilai, dan keyakinan.
Untuk memiliki keterampilan dan kompetensi tersebut, generasi muda harus belajar tentang kebhinekaan global. Jika generasi muda belajar tentang kebhinekaan global, mereka akan lebih memahami dan menghargai perbedaan budaya dan nilai yang ada di dunia. Mereka juga akan lebih cenderung menghindari diskriminasi dan konflik yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, mereka akan lebih mampu memahami masalah global dengan lebih baik dan berkontribusi dalam mencari solusinya. Dengan demikian, mereka akan menjadi warga negara dan warga dunia yang bertanggung jawab dan berdaya saing.
Lantas, bagaimana cara mengajarkan kebhinekaan global kepada generasi muda? Salah satu cara yang efektif dan inovatif adalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Teknologi digital dapat menjadi media dan alat yang dapat mendukung proses pembelajaran kebhinekaan global. Dengan teknologi digital, guru dan siswa dapat mengakses, mengolah, dan menyajikan informasi dan pengetahuan tentang kebhinekaan global dengan mudah dan menarik. Teknologi digital juga dapat memfasilitasi interaksi, komunikasi, dan kolaborasi antara guru dan siswa dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia dengan nyaman dan efisien.
Salah satu contoh program yang membudayakan kebhinekaan global melalui pemanfaatan teknologi digital adalah program pelatihan yang diadakan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Program ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Afib Rulyansah, Syamsul Ghufron, Akhwani, dan Jauharotur Rihlah). Program ini bertujuan untuk memberdayakan guru sekolah dasar dalam mengajarkan kebhinekaan global kepada siswa.
Program ini dilaksanakan di SD Kemala Bhayangkari 2 Kota Surabaya yang merupakan salah satu sekolah mitra. Program ini melibatkan 11 guru yang mengajar di sekolah tersebut. Program ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap persiapan meliputi survey kebutuhan, perencanaan kegiatan, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan meliputi pelatihan penanaman dan pelestarian pemahaman kebhinekaan global melalui pemanfaatan teknologi digital. Tahap evaluasi meliputi pengukuran kepuasan peserta, pengukuran keterampilan peserta, dan pengukuran dampak program.
Dalam program pelatihan ini, peserta diberikan kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan cara menanamkan dan melestarikan kebhinekaan global melalui pemanfaatan teknologi digital. Hal ini sangat penting mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dengan memanfaatkan teknologi digital, peserta pelatihan dapat memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam program pelatihan ini, peserta diberikan lima materi yang berkaitan dengan kebhinekaan, yaitu kebhinekaan global, kebhinekaan nasional, kebhinekaan dalam skala personal, kebhinekaan dalam skala sekolah, dan menjadi sekolah damai. Alur untuk setiap materi adalah mulai dari diri, aktivitas, refleksi, konsep, dan aplikasi. Dengan demikian, peserta pelatihan dapat memahami pentingnya kebhinekaan dalam berbagai skala dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.