Mohon tunggu...
Afib Rulyansah
Afib Rulyansah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Penyusunan E-Modul Berbasis Kecakapan Hidup untuk Guru Sekolah Dasar

22 Oktober 2022   14:32 Diperbarui: 22 Oktober 2022   14:51 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 6. E-Modul Berbasis Android/dokpri

Pandemi covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan dan semua negara, tanpa terkecuali Indonesia. Dampak ini dirasakan juga pada pada bidang pendidikan (Hambali et al., 2021; Mithhar et al., 2021) dan pembelajaran di sekolah dasar. Selama Pandemi Covid-19, sekolah ditutup dan sangat dibatasi untuk pertemuan tatap muka secara langsung (Friskawati et al., 2021; King et al., 2021). Kebijakan tersebut mendorong agar siswa belajar dari rumah dengan metode pembelajaran secara virtual (Rafiqa et al., 2021; Yulianti & Mukminin, 2021). 

Pandemi covid-19 juga memicu pesatnya penggunaan teknologi digital. Namun demikian, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) memiliki tantangan, diantaranya kedisiplinan anak, kemampuan mengoperasikan teknologi digital, jaringan internet, dan komunikasi antara guru dan orang tua (Bahar et al., 2021). Dengan demikian, dalam kondisi pandemi sekalipun, pembelajaran harus tetap dilaksanakan melalui alternatif pembelajaran tatap maya memanfaatkan teknologi digital.

Pemanfaatan teknologi digital tidak dapat dihindari baik pembelajaran dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Teknologi digital membantu guru dan siswa agar pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan lancar (Toto & Limone, 2021). Teknologi digital dapat menarik perhatian siswa dan menginspirasi pembelajaran mereka melalui umpan balik interaktif (Wu, 2011) dan dukungan orang tua (Isikoglu Erdogan et al., 2019; Kumpulainen & Gillen, 2017). Untuk itu, guru dan siswa harus terus mengembangkan kompentesi digital agar dapat beradaptasi dengan lingkungan (Sasongko et al., 2022).

Dalam kondisi pandemi Covid-19, SD Kemala Bhayangkari 2 Kota Surabaya (sekolah mitra) tetap mampu melakukan serangkaian aktivitas yang berformat dalam jaringan (daring) berdasarkan sumber daya yang dimiliki sekolah. Sekolah mitra tetap membudayakan program literasi sebelum pembelajaran daring dimulai. Semangat berprestasi tetap terjaga dengan terbukti mendapatkan prestasi dalam loba folk tingkat provinsi Jawa Timur. Sekolah mitra memiliki 4 kelas dengan jumlah total siswa tahun 2022 adalah 48 siswa. Hal ini dapat menjadi catatan penting mengingat sekolah ini di bawah Yayasan Kemala Bhayangkari.

Di sisi lain, meskipun bertempat pada area pusat ibu kota provinsi, sekolah mitra ternyata menghadapi sejumlah permasalahan, diantaranya yaitu (1) Guru lebih banyak menggunakan soft file buku paket K13 revisi 2020 dari pada mengembangkan sendiri bahan ajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Guru belum terbiasa menyusun bahan ajar secara mandiri; (2) Guru memerlukan adanya sosialisasi tambahan mengenai adaptasi teknologi yang terkait dalam pembelajaran. Keadaan Pandemi Covid-19 memicu pemanfaatan teknologi digital lebih tinggi dibandingkan sebelum Pandemi sehingga semua guru harus dibekali dengan keterampilan memanfaatkan teknologi; (3) kekurangsiapan siswa dan orang tua dalam mengoperasikan teknologi yang terkait dalam pembelajaran. Hal ini karena mayoritas orang tua siswa memiliki keterbatasan pada kepemilikan jumlah gadget; dan (4) Kurangnya media dan bahan pembelajaran yang tersedia dalam bentuk digital.

Berdasarkan analisis situasi yang telah dijabarkan sebelumnya dan diskusi terbuka bersama mitra, didapatkan kesepakatan terkait permasalahan prioritas yang diselesaikan bersama mitra, yaitu:

Guru belum terbiasa dalam membuat modul sendiri, apa lagi modul yang didasarkan pada keterampilan kecakapan hidup. Selama ini, guru menggunakan softfile buku paket K13 revisi 2020 yang diberlakukan secara nasional dan belum mempertimbangkan karakteristik khusus siswa di setiap wilayah.

Guru juga belum terbiasa dalam mengembangkan media pembelajaran digital. Padahal, selama Pandemi Covid-19, sangat dibutuhkan sekali media dan bahan ajar dalam format digital. Media dan bahan ajar selama ini masih berformat printed dan didapatkan dari hibah dan beli sendiri, sehingga media atau bahan ajar belum disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan siswa.

Guru memerlukan adanya sosialisasi tambahan mengenai adaptasi teknologi yang terkait dalam pembelajaran. Keadaan Pandemi Covid-19 memicu pemanfaatan teknologi digital lebih tinggi dibandingkan sebelum Pandemi sehingga semua guru harus dibekali dengan keterampilan memanfaatkan teknologi

Berdasarkan permasalahan yang telah disepakati dengan pihak mitra, solusi ditawarkan oleh tim pengusul berdasarkan skala prioritas penyelesaian. Pelatihan penyusunan E-modul berbasis kecakapan hidup merupakan solusi untuk ketiga permasalahan prioritas sebagaimana telah dipaparkan pada bagian Permasalahan yang akan ditangani. Pelatihan ini membiasakan guru untuk menyusun sendiri bahan ajar berupa modul berbentuk digital sehingga guru juga memiliki keterampilan memanfaatkan media digital. E-modul dibuat dalam bentuk flipbook dengan memanfaatkan website flippingbook.com.

Sejumlah riset terdahulu yang relevan dengan kegiatan ini telah dilakukan oleh tim dan periset lain. Rulyansah & Sholihati (2018) dan Rulyansah (2019) telah mengembangkan modul berformat printed berbasis kecakapan hidup pada bidang studi matematika sekolah dasar. Hasil riset ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan sekitar 52% pada hasil evaluasi belajar setelah menggunakan modul berbasis kecakapan hidup ini. Sedikit berbeda, Maziyah & Pangestuti (2021) membuat modul digital berbasis outdoor education pada siswa SMA. Pembelajaran yang memanfaatkan modul ini dapat meningkatkan kemampuan literasi sain siswa. Suryaningtyas et al. (2020) juga menyusun E-modul yang memanfaatkan Android dan ternyata E-modul dapat digunakan sebagai bahan alternatif siswa untuk belajar secara independen. Terakhir, Istikomah & Purwoko (2020) menyampaikan bahwa E-modul matematika yang berorientasi realistik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun