Mohon tunggu...
Afiatun Nurul Ilmi
Afiatun Nurul Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

hanya untuk menyalurkan hobi

Selanjutnya

Tutup

Film

[Review Film] Munich: The Edge of War (2022)

14 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 14 Juni 2022   23:23 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munich: The Edge of War merupakan film drama historis yang disutradarai oleh Christian Schwochow dan diadaptasi dari novel berjudul "Munich" karya seorang penulis bernama Robert Harris. Film ini perdana tayang di tahun 2021.

Sinopsis

Malam itu di Oxford University diadakan pesta yang sangat meriah, tiga orang mahasiswa bernama Lena (Liv Lisa Fries), Legat (George MacKay) dan Paul (Jannis Niewhner) terlihat sangat akrab. Lena dan Paul berasal dari Negara Jerman sedangkan Legat berasal dari negara Inggris. Paul dengan gagasan negara maju Jerman. Legat yang kepribadiannya lebih kalem sangat menjaga loyalitas nya sebagai orang Inggris. Pesta malam itu sangat meriah dan mereka semua larut ke dalam suasana pesta. 6 tahun kemudian ibu kota Inggris London Legat berjalan menyusuri jalanan kota itu. Legat melihat kesibukan beberapa orang yang sedang menaikkan balon settling besar. Ternyata di sela-sela jam kerja, Legat tengah ditunggu istrinya di sebuah restoran. Pamela menanyakan tentang kesibukan pekerjaan suaminya dan Legat mengatakan bahwa Hitler saat ini akan melancarkan agresi untuk menduduki tanah di Cekoslovakia. Rencananya besok Jerman akan melakukan penyerangan ke sana. Sebagai sekutu Eropa, Inggris, dan Perancis akan membantu Ceko untuk memerangi Jerman. Saat itu, Pamela sangat menginginkan suaminya bisa meluangkan waktu bersama keluarga. Seorang pelayan memberitahukan kepada Legat ada sambungan dari kediaman Perdana Menteri. Lalu pelayan itu mengantarkan Legat ke sebuah ruangan. Legat diminta segera datang ke kediaman presiden karena akan ada kedatangan Diplomat Horace Wilson yang mewakili Inggris bernegosiasi dengan Jerman. Pamela yang menyadari kesibukan suaminya kemudian meninggalkan restoran itu. Saat itu Legat dipanggil oleh Kemenlu untuk menghadap. Legat ditegur karena di saat jam kerja meninggalkan pekerjaan untuk makan bersama keluarganya. Kemenlu kemudian memberitahu lewat jam 6 petang nanti Presiden harus berpidato di radio BBC. Legat diperintahkan menyiapkan segala sesuatunya. Di sepanjang kediaman presiden terjadi demo menolak Hitler dengan propaganda perangnya lalu bapak Kemenlu Osman bersama Legat memasuki ruangan rapat. Osman memberitahu presiden bahwa Horrace Wilson mau menemui beliau. Presiden pun mempersilakan Wilson untuk menyampaikan hasil pertemuannya dengan Hitler. Wilson mengatakan bahwa Hitler akan melakukan penyerangan besok.

Di Berlin Jerman pagi itu Paul mengambil tempat duduk di cafe pelataran. Tak lama kemudian seseorang yang bernama Ulrich datang menemuinya. Ulrich menyampaikan kegagalan mencapai kesepakatan pada pertemuan Wilson dan Hitler. Sepertinya perang akan terjadi besok. Lalu Ulrich meminta Paul datang jam 10 malam di Berlin. Paul segera bergegas ke tempat kerjanya di Kemenlu Jerman. Paul menuju ke meja kerjanya dan menyalakan radio untuk mendengarkan pidato presiden. Presiden menyampaikan pidato tentang betapa mengerikannya akibat yang ditimbulkannya dari peperangan. Sementara saat ini pemerintah Inggris terus berusaha untuk mencegah hal itu terjadi kini negoisasi awal dengan Jerman belum menemukan kesepakatan. Presiden berjanji akan mengupayakan usaha perdamaian sampai akhir hayatnya. Helen Winter akhirnya selesai mengerjakan salinan pidato dari Presiden Inggris. Salinan itu juga mencantumkan alamat siaran radio tempat presiden melakukan siaran langsung. Paul akan meneruskan salinan itu langsung kepada Hitler. Legat bergegas menuju ke rumahnya. Sampai di rumah Legat meminta Pamela berkemas dan pergi ke rumah orangtuanya. Selama seminggu Pamela sangat marah dengan Legat yang seakan tak peduli dengan kebersamaan keluarga. Legat yang tak mau berdebat menanggapi kekesalan istrinya. Baginya tugas negara lebih penting didahulukan.

thedigitalfix.com
thedigitalfix.com

Paul yang dalam perjalanan ke kediaman Hitler tak disangka bertemu dengan teman semasa sekolah dulu. Kini Franz teman sekolahnya sudah menjadi perwira pengawal pribadi gitu. Karena sama-sama punya tugas penting mereka segera berpisah untuk melakukan tugasnya. Seorang staf Kepresidenan memberikan sebuah surat pada Legat. Surat itu adalah balasan dari Hitler atas pidato Presiden tadi malam. Ternyata Hitler tetap bersikeras akan melakukan penyerangan ke wilayah Ceko itu. Presiden teringat akan pidato Hitler yang dimuat di surat kabar The Time. Di koran itu Hitler mengidolakan kepemimpinan yang seperti sahabatnya Benito Mussolini. Dari situ presiden meminta Legat untuk mengirimkan sandi ke Duta Besar mereka yang ada di Roma. Presiden ini meminta bantuan presiden Italia itu untuk membujuk Hitler membatalkan agresinya. Malam itu Paul melihat orang Yahudi mendapatkan perlakuan yang menyedihkan dari pasukan dan masyarakat Jerman. Akhirnya Paul sampai di sebuah bar dan di sana telah seoang Letkol. Ia menyampaikan rencananya bersama Jenderal yang lain untuk menangkap Hitler.

Fakta dan Fiksi

Film ini merupakan drama historis yang mengandung tokoh asli dan tokoh fiksi. Diplomat fiksi dalam cerita ini adalah Hugh Legat dan Paul van Hartmann. Yang merupakan tokoh asli di kehidupan nyata adalah Perdana Menteri Inggris yakni Neville Chamberlain, Adolph Hitler dan Edouard Daladier yang merupakan Perdana Menteri Prancis pada tahun 1934 hingga 1940. Selain itu Benito Mussolini yang merupakan Perdana Menteri Italia pada tahun 1922 hingga 1943 juga merupakan tokoh nyata dalam film ini.

Visual dan Skor Musik

Sinematografi dalam film ini sangat ciamik didukung dengan pemilihan kostum yang akurat membuat film ini sayang untuk dilewatkan. Skor musik sangat tepat dan menegangkan membuat film ini dapat membuat tegang penontonnya. Akan tetapi, pengambilan gambar dalam film ini masih dirasa kurang dan agak berlebihan. Secara keseluruhan, film sangat menarik untuk ditonton bagi penyuka film-film drama sejarah yang berlatar perang dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun