"Rim, jangan bilang kamu mau lompat lagi?"
Kini kamu kembali berdiri di pagar pembatas jembatan itu, satu tanganmu memegang tiang penyangga agar tidak jatuh walau sebenarnya aman saja.
"Mau melakukannya?"
"Jangan gila, Rim!"
"Kenapa? Bukankah ibumu sudah tiada? Enggak akan ada lagi yang melarangku mengajakmu terbang, kan, Al?"
Kamu melirik kepada pria tersebut lalu memilih turun. "Selama ini kita hanya berkomunikasi lewat surat, berganti email, berganti lagi SMS, dan terus berganti, tapi pikiran-pikiran gilaku itu masih belum pergi, Al. Kamu janji mau menemaniku melewati semua itu saat kita bertemu bukan?"
Kamu menatap pria tersebut yang memilih diam itu. Kamu mencebikkan bibir dan memilih kembali naik ke pagar pembatas jembatan mengabaikan diamnya pria itu.
"Aku janji, ah ini gila! Pertemuan pertama kita, Rim!"
"Menceburkan diri lagi, setelah itu aku janji kita bicara!"
"Rim!"
Kamu terkekeh pelan. Mengulurkan tangan dan dengan cepat pria itu menerimanya. Kamu tersenyum saat pria itu ikut berdiri di sampingmu. "Sungainya enggak deras dan dangkal, kita enggak akan tenggelam atau hanyut!"