Allah subhanahu wa Ta'ala memerintahkan manusia untuk mentauhidkan-Nya dan melarang manusia untuk menyekutukan-Nya, walaupun harus dibenci oleh orang-orang dan harus meninggalkan orang yang sangat ia disayangi, demi untuk mentauhidkan-Nya.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam rela meninggalkan kaumnya dan orang yang paling dia cintai yaitu ayahnya, karena mereka tidak mau beriman kepada Allah subhanah subhanahu wa Ta'ala dan menentang dakwah Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Ketika seseorang menegakkan perintah Allah subhanahu wa Ta'ala Maka dia mau tidak mau harus mengikhlaskan semua ibadahnya hanya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala semata, walaupun dia akan dibenci dan ditentang oleh orang-orang terdekatnya. Semua itu demi mendapatkan ridho Allah subhanahu wa Ta'ala.
Penentangan Ayahanda Terhadap Dakwah Ibrahim 'alaihissalam
Nabi Ibrahim 'alaihissalam adalah nabi yang sangat mulia di sisi Allah subhanahu wa Ta'ala, dia dilahirkan dan tumbuh besar di kota Babilonia. Ketika Nabi Ibrahim 'alaihissalam diangkat menjadi seorang nabi, beliau memulai dakwahnya dikota Babilonia. Nabi Ibrahim memulai dakwahnya seorang diri, dan orang pertama yang didakwahi oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam adalah ayahnya sendiri yang Bernama Azar.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam memahami bahwa tugas pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada kaumnya adalah terlebih dahulu berdakwah kepada orang terdekatnya yaitu ayahnya, karena ayah Nabi Ibrahim 'alaihissalam adalah seorang yang menyembah berhala yang dimana ayahnya sendiri jugalah yang membuat patung-patung berhala itu dan dia juga yang menjualkan berhala-berhala tersebut kepada orang-orang.
Nabi Ibrahmi 'alaihissalam mendakwahi ayahnya dengan sopan santun, dia menemui ayahnya dan menyampaikan kepada ayahnya dengan lemah lembut bahwasanya dia telah di utus oleh Allah subhanahu wa Ta'ala sebagai seorang nabi dan rasul. Yang dimana Nabi Ibrahim 'alaihissalam harus mendakwahkan kepada ayahnya dan kaumnya untuk mentauhidkan Allah subhanahu wa Ta'ala dan meninggalkan kesyirikan yang telah mereka perbuat selama ini.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam terus menerus mendakwahi ayahnya dengan lemah lembut, hal itu dikarenakan Nabi Ibrahim 'alaihissalam sangat mencintai ayahnya makannya dia terus mendakwahi ayahnya, karena apabila ayahnya terus-menerus menyembah berhala nabi Ibrahim takut terhadap azab Allah subhanahu wa Ta'ala yang akan menimpa ayahnya. Nabi Ibrahim 'alaihissalam tidak merasa lebih pintar dari ayahnya, dia juga tidak merendahkan ayahnya atau mengumbar ilmu yang telah diberikan Allah subhanahu wa Ta'ala kepadanya di hadapan ayahnya. Akan tetapi, dia tetap menyampaikan dakwahnya itu dengan penuh kelembutan kepada ayahnya, namun ayahnya selalu menolak dakwah nabi Ibrahim bahkan sampai mengancam nabi Ibrahim untuk dirajam. Setiap kali ayahnya menolak dakwah Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan berkata buruk terhadapnya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam selalu membalasnya dengan lemah lembut. Hal itu seperti firman Allah subhanahu wa Ta'ala yang berbunyi :
Artinya : "Berkata Ibrahim : Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku." (QS. Maryam : 47)
Bahkan ketika ayahnya menolak dakwahnya dengan keras, Nabi Ibrahim 'alaihissalam membalasnya dengan lemah lembut dan juga mendoakan keselamatan terhadap ayahnya, dan memintakan ampunan untuk ayahnya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala namun hal itu tidak dikabulkan oleh Allah subhanahu wa Ta'ala, karena tidak ada ampunan bagi orang yang menyekutukan Allah subhanahu wa Ta'ala, kecuali mereka bertaubat dan meninggalkan kesyirikan yang mereka lakukan. Sampai pada suatu ketika ayahnya sudah muak dengan dakwah Nabi Ibrahim 'alaihissalam, dia pun menugusir Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Nabi Ibrahimpun meninggalkan ayahnya dan berhala-berhalanya, lalu berhijrah meninggalkan negaranya.
Penentangan Kaumnya Terhadap Dakwah Ibrahim 'alaihissalam
Nabi Ibrahim 'alaihissalam berdakwah kepada kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala semata dan meninggalkan kesyirikan yang mereka lakukan dengan menyembah berhala buatan mereka sendiri. Didalam firman Allah subhanahu wa Ta'ala nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya :