Mohon tunggu...
Afgiansyah Mundok
Afgiansyah Mundok Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi berolah raga, menyukai sesuatu yang menghibur dan yang menambah wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meninggalkan Orang Terkasih Demi Tuhannya

3 April 2023   23:36 Diperbarui: 4 April 2023   23:16 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Allah subhanahu wa Ta'ala memerintahkan manusia untuk mentauhidkan-Nya dan melarang manusia untuk menyekutukan-Nya, walaupun harus dibenci oleh orang-orang dan harus meninggalkan orang yang sangat ia disayangi, demi untuk mentauhidkan-Nya. 

Nabi Ibrahim 'alaihissalam  rela meninggalkan kaumnya dan orang yang paling dia cintai yaitu ayahnya, karena mereka tidak mau beriman kepada Allah subhanah subhanahu wa Ta'ala dan menentang dakwah Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Ketika seseorang menegakkan perintah Allah subhanahu wa Ta'ala Maka dia mau tidak mau harus mengikhlaskan semua ibadahnya hanya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala semata, walaupun dia akan dibenci dan ditentang oleh orang-orang terdekatnya. Semua itu demi mendapatkan ridho Allah subhanahu wa Ta'ala.

Penentangan Ayahanda Terhadap Dakwah Ibrahim  'alaihissalam 

Nabi Ibrahim 'alaihissalam adalah nabi yang sangat mulia di sisi Allah subhanahu wa Ta'ala, dia dilahirkan dan tumbuh besar di kota Babilonia. Ketika Nabi Ibrahim 'alaihissalam  diangkat menjadi seorang nabi, beliau memulai dakwahnya dikota Babilonia. Nabi Ibrahim memulai dakwahnya seorang diri, dan orang pertama yang didakwahi oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam  adalah ayahnya sendiri yang Bernama Azar. 

Nabi Ibrahim 'alaihissalam memahami bahwa tugas pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada kaumnya adalah terlebih dahulu berdakwah kepada orang terdekatnya yaitu ayahnya, karena ayah Nabi Ibrahim 'alaihissalam  adalah seorang yang menyembah berhala yang dimana ayahnya sendiri jugalah yang membuat patung-patung berhala itu dan dia juga yang menjualkan berhala-berhala tersebut kepada orang-orang.

Nabi Ibrahmi 'alaihissalam mendakwahi ayahnya dengan sopan santun, dia menemui ayahnya dan menyampaikan kepada ayahnya dengan lemah lembut bahwasanya dia telah di utus oleh Allah subhanahu wa Ta'ala sebagai seorang nabi dan rasul. Yang dimana Nabi Ibrahim 'alaihissalam  harus mendakwahkan kepada ayahnya dan kaumnya untuk mentauhidkan Allah subhanahu wa Ta'ala dan meninggalkan kesyirikan yang telah mereka perbuat selama ini.

Nabi Ibrahim 'alaihissalam terus menerus mendakwahi ayahnya dengan lemah lembut, hal itu dikarenakan  Nabi Ibrahim 'alaihissalam  sangat mencintai ayahnya makannya dia terus mendakwahi ayahnya, karena apabila ayahnya terus-menerus menyembah berhala nabi Ibrahim takut terhadap azab Allah subhanahu wa Ta'ala yang akan menimpa ayahnya. Nabi Ibrahim 'alaihissalam tidak merasa lebih pintar dari ayahnya, dia juga tidak merendahkan ayahnya atau mengumbar ilmu yang telah diberikan Allah subhanahu wa Ta'ala kepadanya di hadapan ayahnya. Akan tetapi, dia tetap menyampaikan dakwahnya itu dengan penuh kelembutan kepada ayahnya, namun ayahnya selalu menolak dakwah nabi Ibrahim bahkan sampai mengancam  nabi Ibrahim untuk dirajam. Setiap kali ayahnya menolak dakwah Nabi Ibrahim 'alaihissalam  dan berkata buruk terhadapnya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam  selalu membalasnya dengan lemah lembut. Hal itu seperti firman Allah subhanahu wa Ta'ala yang berbunyi :

Artinya : "Berkata Ibrahim : Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku." (QS. Maryam : 47)  

 Bahkan ketika ayahnya menolak dakwahnya  dengan keras, Nabi Ibrahim 'alaihissalam membalasnya dengan lemah lembut dan juga mendoakan keselamatan terhadap ayahnya, dan memintakan ampunan untuk ayahnya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala namun hal itu tidak dikabulkan oleh Allah subhanahu wa Ta'ala, karena tidak ada ampunan bagi orang yang menyekutukan Allah subhanahu wa Ta'ala, kecuali mereka bertaubat dan meninggalkan kesyirikan yang mereka lakukan. Sampai pada suatu ketika ayahnya sudah muak dengan dakwah Nabi Ibrahim 'alaihissalam, dia pun menugusir Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Nabi Ibrahimpun meninggalkan ayahnya dan berhala-berhalanya, lalu berhijrah meninggalkan negaranya.

Penentangan Kaumnya Terhadap Dakwah Ibrahim 'alaihissalam 

Nabi Ibrahim 'alaihissalam  berdakwah kepada kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala semata dan meninggalkan kesyirikan yang mereka lakukan dengan menyembah berhala buatan mereka sendiri. Didalam firman Allah subhanahu wa Ta'ala nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya :

Artinya : "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?, padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." (QS. As-Shooffaat : 95-96)

Kaumnya pun terdiam sejenak karena pertanyaan dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam  tersebut. Lalu mereka menjawab bahwasanya mereka mendapati nenek moyang mereka melakukan hal itu, oleh karena itu mereka mengikuti pebuatan nenek monyang mereka. Mereka berfikir bahwasanya ketika mereka menyampaikan hal itu Nabi Ibrahim akan tunduk dan membenarkan perbuatan mereka. Akan tetapi Nabi Ibrahim 'alaihissalam bukannya diam malah dengan lantang berkata kepada mereka bahwasanya perbuatan mereka dan nenek moyang mereka adalah kesesatan yang nyata. Yang dimana Nabi Ibrahim 'alaihissalam tidak hanya menyalahkan kaumnya, bahkan juga menyalahkan nenek moyang mereka atas kesesatan yang mereka perbuat. Merekapun terkejut dengan perkataan Nabi Ibrahim 'alaihissalam tersebut, lalu mereka bertanya kepadanya apakah Nabi Ibrahim 'alaihissalam serius dengan perkataannya tersebut atau hanya bermain-main. Kemudian Nabi Ibrahim 'alaihissalam bergumam didalam hatinya bahwasanya dia akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala mereka setelah mereka pergi meninggalkannya untuk melaksanakan sebuah perayaan tahunan.

Kaum Nabi Ibrahim 'alaihissalam  memiliki sebuah perayaan yang mereka adakan setiap tahun, yang dimana tempat pelaksanaan perayaan tersebut berada diluar kota babilonia, dan kebetulan pada saat itu bertepatan dengan perayaan tersebut. Merekapun mengajak Nabi Ibrahim 'alaihissalam  ikut bersama mereka untuk melaksanakan perayaan mereka tersebut, namun Nabi Ibrahim 'alaihissalam menolak dengan beralasan sedang sakit. Nabi Ibrahimpun melakukan apa yang telah dia rencanakan sebelumnya, Yang dimana Nabi Ibrahim 'alaihissalam akan menghancurkan berhala-berhala kaumnya. Sesampainya Nabi Ibrahim 'alaihissalam  di tempat berhala kaumnya, dia mendapati bahwa kaumnya meletakkan makanan didekat berhala-berhala tersebut dan dia juga mendapati bahwasanya ukuran dari berhala-berhala tersebut berbeda-beda, maka diapun mengambil kapak dan menghancurkan seluruh berhala-berhala yang ukurannya kecil dan menyisahkan satu berhala dengan ukuran yang paling besar.

Tatkalah kaumnya kembali ke tempat berhala mereka, mereka mendapati semua berhala-berhala mereka telah hancur dan hanya tersisa satu berhala yang paling besar. Lalu merekapun bertanya-tanya siapa yang menghancurkan berhala-berhala mereka tersebut, sampai ahirnya mereka menuduh Ibrahim karena hanya dialah orang yang tidak mengikuti perayaan yang mereka adakan. Nabi Ibrahimpun berkata kepada mereka bahwa alasan kenapa berhala-berhala mereka yang berukuran kecil hancur karena berhala mereka yang paling besar marah kepada mereka, karena mereka menyembah kepada berhala selain dia. Setelah mendengar ucapan dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam mereka sadar bahwa berhala-berhala mereka itu tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudhorot kepada mereka. Namun karena kaumnya sudah terlanjur diselimuti tipu muslihat dan hawa nafsu, merekapun marah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan membakarnya sebagai hukuman. Namun perlindungan Allah subhanahu wa Ta'ala terhadap hambanya yang beriman sangatlah besar, yang dimana api yang seharusnya panas menjadi dingin atas kehendak Allah subhanahu wa Ta'ala.

Atas semua penolakan dan pembangkangan kaum Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan ayahnya terhadapnya yang sudah melampaui batas, maka nabi Ibrahimpun memutuskan untuk berlepas diri dari mereka semua dan berhijrah meninggalkan mereka semua dan kesesatan-kesesatan yang mereka lakukan.

Seseorang yang menyampaikan perintah Allah subhanahu wa Ta'ala lalu dia dibenci, dimusuhi, diancam dan bahkan sampai disakiti oleh orang-orang terdekatnya, maka dia tetap harus berbuat baik kepada mereka dengan bersikap lemah lembut dan tidak balik memusuhi mereka ataupun dendam kepada mereka. Dan ketika seseorang beriman kepada Allah subhanahu wa Ta'ala, maka dia harus mengikhlaskan seluruh ibadahnya hanya kepada Allah subhanahu wa Ta'ala semata, meskipun dia harus dijauhi ataupun dibenci oleh orang-orang terdekatnya, semua itu demi mendapatkan ridho Allah subhanahu wa Ta'ala . Karena tatkala seseorang mendapatkan ridho Allah subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan di lindungi oleh Allah subhanahu wa Ta'ala dari semua mara bahaya yang akan menimpanya. Dan Allah subhanahu wa Ta'ala akan memberikannya kedudukan yang mulia disisi-Nya baik itu didunia maupun diakhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun