Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benarkah Siaran TV Akan Mati?

26 Mei 2022   19:38 Diperbarui: 26 Mei 2022   20:03 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siaran TV tanpa sinyal. Sumber: Suhutterstock.com/@PitukTV & @Vector Image Plus

Kemunculan TV sebenarnya juga mengancam industri radio. Situasi ini digambarkan dalam lagu "Video Killed The Radio Star". Lagu karya Bruce Woolley, dkk yang dipopulerkan oleh The Buggles ini dirilis pada tahun 1979. Dalam lagu ini digambarkan nostalgia mendengarkan radio pada tahun 50-an yang tergerus oleh kemunculan televisi.  

Pada masa kejayaan radio di AS yang beriringan dengan industri film Holywood, masyarakat mendengarkan radio bersama di ruang keluarga. Pada masa itu pesawat radio berukuran besar, sehingga sulit untuk dipindah-pindahkan. Tentunya kecenderungan mendengar radio bersama keluarga tergantikan oleh TV dengan sifat media audiovisual yang lebih menarik. Namun industri radio pun berinovasi dengan membuat pesawat radio lebih kecil, sehingga bersifat "portabel" atau bisa dibawa ke mana-mana. Kita bisa lihat bagaimana radio masih bertahan sampai saat ini. Setidaknya orang masih mendengarkan radio sebagai teman berkendara di mobil.

Lirik lagu "Video Killed the Radio Star" yang secara harfiah berarti "video mematikan bintang radio" secara umum juga mengamati bagaimana kemunculan media baru (pada masa itu) menggantikan media-media konvensional. Selain televisi yang merebak pada dekade 1950-an, kemunculan alat perekam video yang dipasarkan secara masal juga dianggap sebagai disrupsi teknologi media pada tahun 1970-an. Keluarnya Video Home System (VHS) pada tahun 1976 membuat tren baru. Orang mulai merekam tayangan TV sehingga bisa menontonnya setelah jam penayangan. Industri film pun ikut melirik teknologi baru ini. Setelah tayang di bioskop, distributor film memasarkannya dalam bentuk video sehingga orang bisa menonton film di rumah menggunakan VHS.

Lalu, apakah TV akan mati? Melihat contoh-contoh bagaimana industri film dan radio mampu bertahan dengan melakukan inovasi, tentunya hal ini juga akan berlaku pada industri televisi. Apalagi untuk masa sekarang, penetrasi TV di Indonesia masih lebih unggul dibandingkan media internet. Pada akhir 2020, lembaga riset Nielsen mencatat penetrasi televisi sebesar 86% terhadap pemirsa di Indonesia. Angka ini masih jauh lebih besar dibandingkan dengan data pengguna internet. Menurut data dari We Are Social, sepanjang tahun 2020 pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 175,4 juta orang dengan total jumlah penduduk sebanyak 271,35 juta jiwa menurut data BPS. Ini berarti penetrasi internet di Indonesia pada akhir 2020 sebesar 65%, sementara penetrasi TV masih unggul di angka 86%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun