Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semanggi 1

13 November 2012   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:28 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi kala menuju ke kantor, tampak serombongan kendaraan yang dipadati anak-anak muda berjaket kuning tua. Ada demonstrasi tampaknya. Penasaran, saya cepatkan laju kendaraan untuk cari informasi siapa mereka. Setidaknya saya bisa melihat identitas di jaket kuning tua itu. Dan saya mendapatkan spanduk di sisi mobil angkot carteran: "usut tragedi semanggi 1".
Saya baru ingat, hari ini, 13 November , merupakan hari terjadinya tragedi Semanggi I. Sekelompok orang yang berkendara beriringan berjaket kuning tua  tadi tampaknya berniat berdemonstrasi. Sempat terbaca di antara rombongan itu tulisan "Mahasiswa ITI". Rasanya kepanjangan dari Institut Teknologi Indonesia. Entah di mana kampusnya, entah apa yang diperjuangkannya, entah mereka mengerti atau tidak apa yang mereka tuntut. Yang saya tau, rombongan ini mengembalikan ingatan saya ke 14 tahun lalu.
Hari ini, 14 tahun lalu, saya duduk di bangku dekat pintu belakang sebuah bus umum yang dicarter. Bus itu diparkir di depan kampus saya, FISIP Universitas Indonesia, Depok. Seorang senior naik ke atas bus lalu menyampaikan pesan, "Aparat mulai represif. Baru saja ada kabar terjadi penembakan di Atma Jaya. Teman-teman yang tidak siap menghadapi situasi ini sebaiknya turun dan tidak ikut melanjutkan demonstrasi."

Saya dan kawan sekelas saya Aji saling berpandangan. Apa yang disampaikan senior tadi cukup menegangkan. Saya baru sadar ini serius, bukan sekedar piknik. Sepanjang jalan di depan kampus saya ramai oleh teman-teman mahasiswa yang ingin "melepas" kami. Ini sebuah perjuangan. Dan waktu itu, tanpa pikir panjang, saya tentunya enggan turun dari bus. Saya harus maju.

Sepanjang jalan, orang-orang memberi semangat untuk iring-iringan bus yang membawa rombongan mahasiswa berjaket kuning. Di dekat fly over Tanjung Barat, sekelompok mahasiswi membagikan bunga untuk kami. Saya dan Aji berpandangan lagi. Apakah hari ini kita akan mati?

Rombongan kami menuju Gedung MPR/DPR RI di Senayan. Sedang digelar Sidang Istimewa di sana terkait dengan keanggotaan TNI/Polri di lembaga legislatif. Keistimewaan mereka harusnya dihapuskan karena wakil rakyat seharusnya dipilih oleh rakyat.

Tetapi saya tidak pernah sampai ke Senayan. Rombongan yang saya ikuti tertahan sampai di depan Universitas Moestopo, Kebayoran. Tidak ada apa-apa di sana, setidaknya sejak waktu magrib ketika saya tiba hingga tengah malam. Aparat yang menjaga barikade untuk mencegah mahasiswa menuju Senayan cukup bersahabat. Sesekali bahkan teman-teman di garis depan berbincang dengan aparat yang berjaga. Kawan saya Aji pulang sebelum tengah malam, sebelum bus umum ke arah Depok habis lebih tepatnya. Saya melanjutkan perjalanan bersama rombongan menuju Universitas Indonesia di Salemba. Kami bergadang di sana, hingga akhirnya saya pulang pada siang hari.

Pada saat yang bersamaan, kawan-kawan mahasiswa lain terjebak di depan Universitas Atma Jaya, Semanggi. Sama seperti saya dan rombongan, mereka ingin menuju Gedung MPR/DPR. Dan di sana aparat keamanan sangat-sangat represif. Lontaran gas air mata dan tembakan peluru tajam yang membabi buta menghantam mereka. Tujuh orang mahasiswa dan 8 orang dari masyarakat yang berada di seputar Atma Jaya meninggal dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun