Mohon tunggu...
Afghani Hamim Rofiqi
Afghani Hamim Rofiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tetap membumi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh Otoriter: Apa Dampaknya Bagi Psikologis Anak?

3 Oktober 2024   00:18 Diperbarui: 3 Oktober 2024   00:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola asuh merupakan komponen penting dalam hubungan antara orang tua dan anak. Perkembangan anak usia dini ditentukan oleh pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anaknya. Tujuan pola asuh adalah untuk membantu anak mengembangkan kemampuan untuk mendukung tahapan perkembangan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka. Ada beberapa pola asuh anak seperti, pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh permisif, dan pola asuh neglectful atau mengabaikan. Pola asuh otoriter akan menjadi topik utama dalam artikel ini.

Pola asuh otoriter berbeda dari pola asuh demokratis karena cenderung menetapkan standar yang harus diikuti, biasanya disertai dengan ancaman. Orangtua dengan gaya ini cenderung memiliki cara komunikasi satu arah, di mana orangtua menetapkan aturan ketat yang harus dipatuhi anak. Bentuk pola asuh ini menekankan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditunjukkan pada anak untuk mendapatkan kepatuhan. Gaya pengasuhan otoriter yang diberikan oleh orang tua cenderung keras. Anak ditekankan pada kedisiplinan yang tinggi dan aturan-aturan yang harus dipatuhi dan membuat anak sulit untuk menghindarinya. Orang tua menuntut anak untuk patuh dan menerapkan hukuman ketika anak melanggar aturan.

Orang tua memainkan peran penting dalam pendidikan anak, dan mereka adalah orang pertama yang dikenal dan diakui oleh anak-anaknya. Ini terjadi karena interaksi pertama anak dengan orang tua mereka. Orang tua dalam pola asuh otoriter bertindak tegas, suka menghukum, kurang adanya komunikasi yang baik terhadap anak, bersifat kaku, memaksa anak untuk mematuhi peraturan, dan cenderung mengekang keinginan anak. Pola asuh otoriter memberikan sebuah dampak bagi anak, seperti:

  • Anak kurang insiatif 
  • Menjadi tidak disiplin
  • Cenderung ragu
  • Mudah gugup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun