Mohon tunggu...
Afghan Puteh
Afghan Puteh Mohon Tunggu... Konsultan - Telekomunikasi

25th sebagai pekerja di bidang telekomunikasi, pemerhati teknologi informasi dan komunikasi, menyukai fotografi dan olah raga di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Teknologi Satelit dalam Arsitektur 5G: Tantangan Masa Depan Konektivitas Digital Global

21 Februari 2024   08:20 Diperbarui: 21 Februari 2024   09:59 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan-badan standarisasi di seluruh dunia bekerja untuk mengintegrasikan generasi radio baru 5G (NR) dengan teknologi satelit. 5G NR adalah standar global baru untuk jaringan 5G. 3GPP menyediakan forum bagi para pemimpin industri, badan pemerintah, dan lembaga akademis untuk bekerja sama dalam mengerahkan pita frekuensi baru guna mempercepat adopsi jaringan 5G di seluruh dunia.

Cakupan dan Kapasitas untuk Spektrum Satelit 5G

Fisika membatasi jumlah data yang dapat dibawa oleh sebuah frekuensi, sehingga menciptakan tantangan spektrum gelombang yang khusus. Karena jaringan 4G LTE yang ada saat ini telah mencapai batas atas secara teoritis, maka jaringan 5G harus memanfaatkan area spektrum yang baru.

Kemungkinan Spektrum Baru

5G dapat berjalan pada spektrum yang lebih luas daripada 4G LTE, standar saat ini. Perusahaan telekomunikasi menggunakan pendekatan yang berbeda sehubungan dengan frekuensi baru yang tersedia. Sebagai contoh, Verizon Communications menekankan pada pita gelombang milimeter (mmWave), yang berada pada rentang 24 hingga 100 GHz.

Pita gelombang milimeter adalah pita frekuensi tinggi jarak pendek yang memberikan kecepatan unduh beberapa gigabit per detik dan dapat menangani pengguna dalam jumlah besar secara bersamaan. Namun, gelombang mmWave tidak dapat menempuh jarak yang jauh atau menembus rintangan sehingga membutuhkan banyak sel jaringan kecil. Sel-sel kecil-yang berisi radio, antena, daya, dan koneksi serat-dipasang pada tiang listrik, lampu jalan, atau struktur serupa dan memperkuat jangkauan di daerah padat penduduk.

Di sisi lain, AT&T dan T-Mobile fokus pada frekuensi pita rendah dan pita menengah. Jaringan 5G ini beroperasi pada frekuensi di bawah 6 GHz yang dikenal sebagai jaringan sub-6. Tidak seperti mmWaves, gelombang radio dengan frekuensi lebih rendah ini dapat menembus rintangan dan menempuh jarak jauh. Oleh karena itu, T-Mobile akan memfokuskan teknologi 5G-nya untuk melayani daerah pedesaan, di mana frekuensi pita rendahnya akan memberikan jangkauan, meskipun tidak secepat kilat.

Masa Depan Menara Seluler

Menurut laporan Ericsson, pada tahun 2026, penggunaan data seluler global akan mencapai 226 miliar gigabyte setiap bulannya. Jaringan 5G akan membawa lebih dari setengah trafik ini. Dengan demikian, satelit LEO kemungkinan besar akan melengkapi, bukan menggantikan-menara telepon seluler yang sudah ada.

Selain itu, perangkat pintar tertentu bergantung pada teknologi komputasi onboard untuk berintegrasi dengan stasiun lokal guna menyediakan latensi yang hampir seketika (almost Real-Time). Sebagai contoh, sedikit saja penundaan dalam komunikasi dengan satelit dapat memengaruhi keselamatan kendaraan otonom, yang mengandalkan pengambilan keputusan yang seketika atau Real-Time.

Dua area lain yang sedang dieksplorasi adalah keamanan lapisan fisik dan Quantum Key Distribution (QKD). Kedua pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan komunikasi 5G. Keamanan lapisan fisik adalah pendekatan baru yang memanfaatkan kelemahan yang terjadi secara alami pada saluran nirkabel, seperti pemudaran atau kebisingan, untuk memberikan keamanan jaringan tambahan. Quantum Key Distribution bergantung pada prinsip-prinsip mekanika kuantum untuk menciptakan enkripsi yang tahan terhadap gangguan.

Saham Terbesar dalam Spektrum Satelit 5G

Integrasi satelit ke dalam ekosistem 5G terbagi dalam tiga kategori utama, menurut 3GPP.

  • Skalabilitas: distribusi streaming video dan layanan multibroadcast
  • Kontinuitas: cadangan untuk layanan terestrial serta layanan untuk pengguna yang sedang bepergian
  • Ubiquity: pengiriman 5G ke area yang kurang terlayani

Lebih Dari Sekadar Ponsel Pintar

Di Amerika Serikat, sekitar sembilan belas juta orang tidak memiliki akses ke internet broadband. Beberapa operator nirkabel ragu-ragu untuk mengerahkan sumber daya di daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah karena biaya dan kesulitan dalam memasang infrastruktur. Di sisi lain, perusahaan satelit dapat menawarkan broadband ke daerah pedesaan atau daerah terpencil yang kurang terlayani dengan pembangunan terestrial minimum.

Satelit berkemampuan 5G dapat mentransmisikan kecepatan data yang tinggi secara global. Oleh karena itu, penyebaran 5G sangat menjanjikan untuk menyediakan konektivitas bagi penumpang di pesawat udara, kapal laut, atau kendaraan lain, yang jelas tidak akan memiliki akses tanpa hambatan ke menara ponsel saat mereka bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun