Salah satu proyek besar yang diluncurkan adalah Palapa Ring. Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya. Jaringan ini berkapasitas 100 GB (Upgradeable 160 GB) dengan mengusung konsep ring, dua pair (empat core).
Infrastruktur jaringan tulang punggung nasional Palapa Ring yang dibangun BAKTI Komifo untuk melayani lebih dari 57 kota dan kabupaten, yang selama ini tidak dilayani jaringan backbone milik operator telekomunikasi.
Palapa Ring juga mengintegrasi atau menggabungkan jaringan serat optic yang sudah ada menjadi 1 tulang punggung serat optic nasional dengan total menjangkau 514 kabupaten/kota se-Indonesia
Selain itu, perusahaan telekomunikasi swasta seperti Telkom Indonesia, XL Axiata, Indosat Ooredoo, dan beberapa penyedia layanan internet lainnya juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur jaringan serat optik di Indonesia. Mereka terus menginvestasikan dana untuk memperluas jangkauan jaringan dan meningkatkan kecepatan serta kualitas layanan internet di seluruh negeri.
Infrastruktur Jaringan Nirkabel 4G dan 5G:
Jaringan nirkabel 4G dan 5G sudah terbangun disebagian besar kepulauan Indonesia, perlu ditingkatkan penetrasinya sampai dengan pelosok yang kemungkinan tidak memberikan nilai ekonomis kepada Operator Jaringan sehingga perlu regulasi tertentu yang mendukung pembangunannya, dan beserta ganjarannya jika Operator Jaringan tidak mengindahkan regulasi
Jaringan seluler 5G telah beroperasi secara komersial di seluruh Indonesia sejak pertengahan 2021. Jaringan bergerak seluler 5G beroperasi pada pita frekuensi 2.300 MHz atau 2,3 GHz., dan agar lebih optimal maka Indonesia membutuhkan alokasi spektrum frekuensi setidaknya di tiga layer lapisan, yaitu low band, middle band, dan high band. Teknologi 5G merupakan teknologi yang sangat fleksibel. Artinya, teknologi itu dapat diterapkan untuk jenis layanan Mobile Broadband maupun Fixed Broadband atau Fixed Wireless Access (FWA).
Pita-pita frekuensi di lapisan low band dan middle band, seperti pita 700 MHz, 2,6 GHz, dan 3,5 GHz, lebih cocok untuk dimanfaatkan sebagai layanan 5G Mobile Broadband. Saat ini, 5G Mobile Broadband akan diutamakan dalam pengembangan 5G di Indonesia.
Kementerian Kominfo juga mengupayakan layanan 5G Fixed Broadband sesuai standardisasi dunia, yakni dengan memanfaatkan pita spektrum pada lapisan high band, seperti pita frekuensi 28 GHz yang memiliki kapasitas transmisi yang besar.
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Peta Jalan Digital Indonesia tahun 2020--2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI melalui Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), bersama operator telekomunikasi, mempunyai tugas membangun jaringan BTS 4G/LTE pada 12.548 desa.
Sebanyak 9.113 BTS di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menjadi tugas BAKTI untuk membangunnya. Sedangkan 3.435 desa sisanya dibangun oleh operator telekomunikasi karena masuk wilayah ekonomis.