Dalam menghadapi era globalisasi ini, diperlukan langkah strategis yang mengintegrasikan inovasi dengan pelestarian tradisi dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini tanpa meninggalkan esensi motif batik tradisional. Para perajin batik yang berada di Desa Kliwonan dapat mengimitasi cara yang dilakukan oleh Batik Sadewa dengan menciptakan motif kontemporer. Batik  dengan motif tradisional tidak harus terpaku untuk dijadikan kemeja. Batik ini dapat diolah menjadi produk-produk yang inovatif, seperti jaket, sepatu, dompet, pouch bag, bucket hat, scarf, dan lain sebagainya. Dengan langkah ini, diharapkan tidak meninggalkan esensi motif batik tradisional dan dapat diminati oleh khalayak ramai terutama para generasi muda. Selain permasalahan di atas, ada juga permasalahan yang timbul terkait Batik Kliwonan ini, yaitu tentang kurang diketahuinya keberadaan Batik Kliwonan oleh masyarakat luas. Kebanyakan orang mungkin hanya mengetahui beberapa daerah di Indonesia yang menjadi sentra industri batik, seperti Pekalongan, Surakarta, dan Yogyakarta.
"Belum banyak yang tahu kalau Sragen itu sentra batik, taunya ya solo," kata Mas Ipong dalam sebuah wawancara pribadi pada tanggal 24 Desember 2024.
Padahal Batik Kliwonan sendiri mempunyai potensi yang besar di pasaran. Permasalahan inimemerlukan peran dari pemerintah dan masyarakat sekitar. Pemerintah dapat lebih menggencarkan kegiatan promosi Batik Kliwonan ini melalui kampanye budaya atau pariwisata. Untuk saat ini pemerintah daerah Sragen sudah membranding Batik Kliwonan sebagai "Batik Sukowati" sebagai batik khas Sragen. Penyelenggaraan pameran yang khusus menampilkan Batik Kliwonan juga dapat berkontribusi pada pengenalan batik ini secara luas. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan pelatihan khusus kepada para perajin batik di Desa Kliwonan untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing di pasaran dan pelatihan pemasaran secara online agar membantu perajin menjual batik secara online.
Masyarakat sekitar juga dapat ikut berperan aktif dalam memperkenalkan Batik Kliwonan dengan ikut mempromosikannya lewat media sosial. Generasi muda dapat memanfaatkan media digital sebagai ajang promosi Batik Kliwonan dengan membuat konten melalui platform TikTok, Instagram, dan Youtube. Konten yang dibuat dapat berupa vlog kunjungan ke sentra Batik Kliwonan, video proses pembuatan batik, atau cerita tentang sejarah batik di Desa Kliwonan yang dapat menarik perhatian khalayak luas. Batik Kliwonan merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang tidak hanya mewakili seni batik tradisional tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat di Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Sebagai warisan budaya yang memiliki akar sejarah kuat dan potensi pasar yang besar, Batik Kliwonan memerlukan perhatian khusus untuk tetap lestari dan berkembang di era modern. Tantangan terbesarnya adalah minimnya pengetahuan masyarakat luas tentang keberadaan Batik Kliwonan dan generasi muda yang kurang tertarik dengan motif-motif tradisional. Namun, dengan langkah inovatif seperti diversifikasi produk, promosi digital, dan pelatihan khusus bagi perajin, Batik Kliwonan memiliki peluang besar untuk dikenal lebih luas. Pemerintah,
masyarakat, dan generasi muda memiliki peran penting dalam mendukung pelestarian dan pengembangan batik ini. Untuk itu, mari kita sebagai generasi muda sudah sepatutnya melestarikan kebudayaan lokal Indonesia! Jika bukan kita? Siapa lagi?
Penulis: Affrizal Abiyyu Zharif
Mahasiswa Program Studi Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia Surakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H