Mohon tunggu...
AffrizalAbiyyu Zharif
AffrizalAbiyyu Zharif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Aku Affrizal, mahasiswa dari Institut Seni Surakarta, Program Studi Film dan Televisi. Saya memiliki minat di bidang fotografi dan videografi.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Batik Kliwonan Masaran, Bagaimana Melestarikan dan Memperkenalkannya Kepada Generasi Muda?

30 Desember 2024   17:29 Diperbarui: 1 Januari 2025   20:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan Batik Kliwonan (Sumber: Pribadi)

Sejarah Singkat Batik Di Desa Kliwonan

Sebagian besar masyarakat mungkin hanya mengetahui jika Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta adalah daerah penghasil batik. Namun, siapa sangka kalau di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah terdapat juga desa yang menjadi sentra batik di Kecamatan Masaran, Batik Kliwonan namanya. Sentra batik ini tersebar di Desa Kliwonan, Desa Pilang, dan Desa Sidodadi, tetapi yang menjadi pelopornya adalah Desa Kliwonan, tepatnya di Dukuh Kuyang.

Sentra batik di Desa Kliwonan tidak lepas dari hubungannya dengan batik saudagar yang ada di Surakarta. Dalam jurnal (Affanti, 2009) menjelaskan bahwa pada abad ke 19-awal 20, permintaan batik di Kota Surakarta meningkat baik di lingkungan keraton atau di luar keraton. Hal tersebut berdampak ke kebutuhan tenaga kerja, sehingga para sudagar di Surakarta mencari tenaga kerja di sekitar melalui Sungai Bengawan Solo, salah satunya di Desa Kliwonan. Batik Kliwonan sendiri juga disebut sebagai Batik Pinggir Kali atau Batik Girli, mengingat bahwa desa ini terletak di dekat aliran Sungai Bengawan Solo.

"Dulu itu banyak orang-orang di sini kerja di Solo dengan para juragan batik. Tahun '98 kan ada krisis ekonomi, bahan baku pembuatan batik ikut naik, akhirnya banyak pabrik-pabrik tutup sama PHK massal. Pekerja-pekerjanya pulang dengan keterampilan masing-masing, akhirnya mereka punya keberanian untuk membuat batik sendiri," terang Mas Ipong, cucu dari pendiri Batik Sadewa (Mas Ipong, wawancara pribadi, 24 Desember 2024).

Pengaruh Industri Batik Ke Perekonomian Warga Desa Kliwonan

Industri batik di Desa Kliwonan sangat besar mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan Sebagian besar masyarakat Desa Kliwonan bekerja sebagai perajin batik.

"60-70%, separuh lebih, orang di sini itu menggantungkan dapurnya di industi batik ini. Tidak semuanya jadi juragan, tetapi ada yang menjadi pekerja sama buka pabrik dalam skala kecil. Kalau menjawab seberapa besar (pengaruhnya ke perekonomian) jawabannya sangat besar. Orang di sini kalau ditanya itu kerjanya di tempatnya siapa?, jadi bukan kerjanya di kantor mana?," penjelasan Mas Ipong dalam sebuah wawancara pribadi pada tanggal 24 Desember 2024.

Permasalahan Yang Dihadapi Di Zaman Sekarang

Motif batik yang diproduksi di Desa Kliwonan tidak lepas dari gaya Surakarta, seperti motif Parang Klithik, Sidomukti, Sido Drajad, Truntum, dan lain seabgainya. Hal tersebut dikarenakan latar belakang historis para pembatik di Desa Kliwonan yang kebanyakan menjadi buruh batik di Surakarta. Penciptaan motif batik tradisional ini termasuk ke dalam wujud pelestarian budaya Jawa dalam bentuk seni batik. Namun, ada permasalahan yang dihadapi oleh motif batik tradisional di era globalisasi sekarang ini, yaitu para generasi muda yang mulai enggan mengenakan baju batik karena dianggap sudah terlalu kuno. 

"Karena kebanyakan motif pakem ya, itu kan kadang anak-anak muda era sekarang belum tentu pakai untuk acara kondangan atau ke kantor, kayak kurang diminati. Kalau saya berusaha bikin produk gimana caranya supaya anak muda mau pakai batik, gitu caranya. Bisa njenengan lihat itu, motif-motif saya (di Batik Sadewa) ada yang pakem dan ada juga yang modern. Nah anak muda juga bisa pakai,
ngga cuma pakai, tetapi mereka juga bangga," terang Mas Ipong ketika ditanyai, kendala yang dihadapi dalam melestarikan batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun