Mengapa Penyebaran Penyebaran Guru Honorer ke Wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dapat memberikan beberapa dampak positif di samping banyak sekali keluhan dampak negatifnya? Seberapa banyakkah keberhasilan atau manfaat dari penyebaran itu sendiri sebagai program untuk memajukan pendidikan berkualitas di Indonesia ini?Â
Sebelumya mari untuk lebih mengetahui lebih awal mengenai Daerah 3T, Daerah 3T merupakan daerah yang masuk ke dalam golongan daerah yang tertinggal, terdepan, dan terluar sesuai dengan singkatannya sendiri yakni 3T. Tertinggal yang berarti kualitas pembangunan yang lambat atau rendah dengan dilihat dari masyarakatnya sendiri yang kurang berkembang, kemuddia dari segi geografis yang daerah tersebut berada di terdepan dan terluar wilayah Indonesia.
Berdasarkan Perpres No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertunggal 2020-2024 ada kabupaten yang termasuk dalam golongan ini yakni Nias (Sumatera Utara), Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat), Musi Rawas Utara (Sumatera Selatan), Lombok Utara (Nusa Tenggara Barat), Sumba Tengah & Alor (Nusa Tenggara Timur), Donggala (Sulawesi Tengah), Pulau Talibau (Maluku Utara), Nabire & Asmat (Papua), serta Teluk Wondoma & Pegununagan Arfak (Papua Barat)
Daerah-Daerah tersebut banyak mengalami keterbatasan di banyak bidang seperti pendidikan, ekonomi dan sarana prasarana. Dan masalah yang paling utama tentu masalah di bidang pendidikan di daerah tertinggal tersebut. Yakni salah satunya yang mendasar adalah minimnya guru di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) karena minimnya kualifikasi pendidikan dan kompetinsi guru di daerah tersebut.Â
Beberapa pihak lain mengatakan bahwa guru di Indonesia tidak tersebar merata karena rasio nasional berkisar 1 guru berbanding dengan 17 murid.Â
Program pemerataan dan penyebaran guru harus segera dikerjakan sehingga masalah mendasar ini dapat teratasi dengan seiring berjalan waktu karena ketimpangan jumlah guru terjadi antara sekolah perkotaan dengan sekolah pedesaan, sekolah di Jawa dengan luar Jawa dan sekolah Jakarta dengan luar Jakarta.
Untuk melaksanakan pembangunan adil dan merata terutama di bidang pendidikan ini, pemerintah Indonesia memberikan bantuan pendidikan yang bersifat afirmasi kepada pelajar daerah 3T.
Salah satunya penyebaran guru honorer ke wilayah 3T. Dengan kementerian pendidikan dan kebeduyaan merancang langkah redistrubsi guru secara nasional dengan sistem zonasi yang akan dijakdikan acuan adalah peta sebaran guru di sekolah-sekolah se-indionesia yang nantinya akan terlihat mana sekolah yang kelebihan guru begitu sebaliknya. Sistem tersebut diresmikan melalui peraturan presiden dengan sistem aparatur sipil negara (ASN) yan baru, yang menetapkan bahwa guru harus siap dirotasi secara periodik dan tidak boleh menetap di satu tempat dalam jangka waktu lama. Dan yang nanti akhirnya tiap guru akan memiliki pengalaman mengajar di daerah 3T. Dengan akhirnya pemerataan guru PNS juga guru Honorer.Â
Tentunya pemberdayaan guru honorer adalah pilihan yang tepat, keaktifan honorer menjadi salah satu faktor memajukan sekolah daerah 3T. Sama dengan ASN, honor juga diikutkan dalam kegiatan resmi sekolah. Walaupun begitu banyak sekali pihak lain yang mengatakan bahwa guru honorer yang mengajar di daerah 3T jauh dari sejahtera karena menurut sumber mereka memperoleh gaji sangat rendah dan banyak di antaranya yang tidak digaji sama sekali. Guru di daerah 3T sangat berperan penuh untuk pendidikan berkualitas di Indonesia ini karena mengajar penuh ikhlas mendidik tanpa tanda jasa secara materi. Pemberdayaan guru honorer dianggap sebagai salah satu solusi yang efektif, bahwa peran guru sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah. Guru honorer memeratakan angka distribusi guru. Kontrak kerja guru honorer yang fleksibel dinilai efektid dan dapat pindah lokasi mengajar sesuai kebutuhan daerah. Mengajar di wilayah 3T bagi guru honorer pun tentu memiliki banyak manfaat seeprti salah satunya peluang mendapat kesempatan untuk memahami ragam budaya, karakteristik daerah tertentu di Indonesia, menambah wawasan dan banyak lagi.Â
Dengan berbagai kendala yang dialami para guru honorer ternyata diperlukan apresiasi pula untuk mereka. Karena terlalu banyak kerisauan para guru honorer tapi ternyata ada banyak apresiasi dari beberapa lembaga perusahaan seperti dari BUMN.Â
"Saya minta BNI membantu para guru honorer, yang sudah berusia di atas 50 tahun, namun masih berbakti menjadi guru di daerah 3T. Karena para guru itu belum tersentuh apresiasi BUMN sebelumnya." Ujar menteri BUMN dalam keterangan resminya, dilansir antarnews pada Minggu (16/1/2022)
"Dari hari yang terdalam, saya mengucapkan terima kasih atas perjuangan para guru yang memastikan pendidikan tetap berlanjut. Ini penting karena pendidikan adalah kunci dari kesuksesan bagi saya, guru adalah pejuang.", imbuh Erick.
Guru Honorer ini tentu perlu banyak mendapatkan apresiasi karena penyebaran guru honorer ke daerah 3T tentu tak semua guru honorer menjalaninya dengan penuh bahagia, tapi kerisauan karena kendala yang begitu banyak salah satunya mengenai gaji. Tapi saya yakin, guru-guru honorer memiliki peran yang besar untuk pendidikan di masa depan. Tidak ada perbedaan jasa di antara jenis guru karena semua guru berjasa layaknya sang pahlawan untuk pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Karena jasa terkadang lebih penting dibandikan materi. Hal ini memberikan banyak manfaat seperti yang saya katakan sebelumnya, sebuah keikhlasan tengah di uji di dalam diri masing-masing guru honorer, mereka perannya lebih mengarah pada pengabdian daripada pekerjaan.
Dengan harapan besar bahwa kita semua harus lebih menghargai dan mengapresiasi terhadap guru honorer dengan apa yang mereka lakukan dengan penuh empati. Maka dari itu saya sangat berharap bahwa dengan menjaga stabilisasi peran guru honorer dalam pendidikan Indonesia saat ini dengan diberikan perhatian penuh, dengan kebijakan khusus yang segera mensejahterahkan guru honorer di Indonesia ini.Â
Jadi kesimpulan dari apa yang saya sampaikan disini adalah bahwa penyebaran guru honorer di daerah 3T memberikan walaupun secuil saja untuk dampak positif yakni memberikan banyak peluang untuk guru honorer sendiri yakni mengabdi lebih dalam ke pelosok yang lebih membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, memeratakan distribusi guru di Indonesia ini. Hal ini menunjukkan bahwa semua guru memiliki kesetaraan yang sama yakni mengabdi untuk pendidikan, bahwa guru honorer pun sangat berperan penting untuk pendidikan berkualitas. Dan pendidikan berkualitas perlu didukung dengan kontribusi guru yang berperan utama di dalam dunia pendidikan.Â
Maka dari itu saya harap pemerintah agar lebih memerhatikan kesejahteraan guru honorer karena tentu program penyebaran guru honorer di daerah 3t memeberikan banyak konstribusi untuk pendidikan berkualitas di Indonesia ini
#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat #AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR #BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria2_Garuda8 #ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial #GuratanTintaMenggerakkanBangsa.
https://m.kbr.id/nasional/06-2019/mendikbud__guru_harus_siap_dirotasi_ke_daerah_3t/99614.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H