 Membangun Keterampilan Manajemen Diri untuk Mengatasi Perilaku Bullying di SMP Negeri 53 Kerinci
Kerinci, 19 Agustus  2024 -- SMP Negeri 53 Kerinci baru-baru ini menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Mengembangkan Keterampilan Manajemen Diri dan Membangun Kesadaran akan Pentingnya Manajemen Diri dalam Mengatasi Perilaku Bullying". Kegiatan ini diikuti oleh 19 siswa yang aktif berpartisipasi, dengan kepala sekolah, Remmi Adi Putra, S.Pd., M.Pd., Gr., turut hadir memberikan dukungan penuh.
Program ini dipimpin oleh Affan Yusra, S.Pd., M.Pd., sebagai ketua pelaksana yang bertanggung jawab atas koordinasi keseluruhan acara dan memastikan jalannya program berjalan dengan baik. Tim pendukung terdiri dari Drs. Rasimin, M.Pd., yang bertugas menyusun materi manajemen diri serta mengawasi pelaksanaan sesi pelatihan, Tumewa Pangaribuan, M.Pd., yang berperan dalam memfasilitasi diskusi kelompok dan mengarahkan simulasi, serta Freddi Sarman, M.Pd., dan Berru Amalia Nita, M.Pd., Kons., yang bertanggung jawab dalam memberikan pendampingan psikologis kepada siswa, terutama dalam sesi refleksi dan evaluasi.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya keterampilan manajemen diri sebagai langkah utama dalam mencegah dan mengatasi tindakan bullying di lingkungan sekolah. Dalam sambutannya, Remmi Adi Putra menekankan bahwa bullying merupakan salah satu isu serius yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis siswa, dan keterampilan manajemen diri menjadi solusi penting untuk membentuk siswa yang lebih berdaya dalam mengelola emosi dan interaksi sosial mereka.
Selama kegiatan, para siswa diajak untuk memahami berbagai aspek manajemen diri, seperti pengelolaan emosi, pengambilan keputusan yang bijak, dan pentingnya kesadaran diri dalam setiap tindakan. Melalui simulasi dan diskusi kelompok yang dipandu oleh Tumewa Pangaribuan, siswa dilatih untuk mempraktikkan cara-cara yang efektif dalam mengendalikan diri saat menghadapi situasi sulit.
Salah satu peserta, Â siswa kelas 8, mengatakan, "Saya belajar bagaimana cara menghadapi teman yang kasar tanpa harus ikut emosi. Saya jadi lebih percaya diri untuk menghadapi masalah." Pendapat ini senada dengan siswa lainnya yang merasakan manfaat dari pelatihan ini dalam memperbaiki cara mereka berinteraksi dengan teman sebaya.
Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan sesi refleksi yang dipimpin oleh Freddi Sarman dan Berru Amalia Nita. Para siswa diajak untuk melihat kembali pengalaman mereka di sekolah, terutama yang berkaitan dengan perilaku bullying, serta memahami dampak negatif dari tindakan tersebut. Kesadaran akan dampak buruk dari bullying bagi pelaku maupun korban menjadi salah satu fokus utama dari sesi ini.
