“Malas ah ke Gardens by the Bay, Masuknya mahal”, komentar teman saya ketika saya mengajaknya jalan-jalan kesana.Menurutnya untuk masuk ke dua buah gedung yang bernama Flower Dome dan Forest Dome sebagai orang asing kita harus bayar 28 Dollar Singapura, sedangkan orang Singapura hanya 12 Dollar saja.
Akhirnya kami pun sepakat akan pergi kesana dan menikmati taman dan keindahan kota Singapura tanpa masuk ke dalam taman yang harus bayar. Dengan demikian taman-taman itu toh masih dapat dinikmati dengan gratis.
Hari sudah menunjukan sekitar pukul6.30 sore ketika kami tiba di stasiun MRT Bayfront dan melanjutkan perjalanan dengan santai menuju ke salah satu obyek wisata paling gres di Singapura ini.Udara sudah mulai sejuk walaupun tidak disertai dengan hembusan angin yang semilir, setidaknya dengan berjalan santai, saya tidak usah mengeluarkan keringat yang terlalu banyak.
Setibanya di taman luas ini, terpampanglah pemandangan spektakuler kota Singapura yang sebenarnya sebagian besar dibangun di atas tanah reklamasi alias dulunya kawasan ini benar-benar berupa air laut. Mungkin dengan pasir yang diimpor dari kepulauan Riau, maka negara kota ini kian lama kian bertambah luas dan indah.
Pemandangan pertama yang memukau adalah bangunan hotel dan kasino yang bernama Marina Bay Sands. Tiga bangunan menjulang tinggi yang di bagian puncaknya bagaikan ditumpangi oleh sebuah perahu besar ini memang sejak selesai dibangun beberapa tahun lalu langsung menjadi salah satu landmark Singapura.
Selain itu, di kejauhan juga tampak kincir raksasa yang bernama Singapore Flyer. Kincir ini berputar dengan perlahan sehingga sekilas tampak berhenti. Kami terus berjalan menyusuri jembatan layang dan kemudian sampai di kawasan Gardens by the Bay.Di sini terlihat pohon-pohon palsu raksasa yang dihiasi bunga-bunga asli yang menjulang tinggi dengan jembatan yang meliuk-liuk yang dinamakan HSBC Skywalk.
Yang mengasyikan , selain kedua buah kubah dimana pengunjung diharuskan membayar tiket untuk masuk, ternyata banyak juga taman-taman gratis yang ada di sekitarnya.Ada Taman Cina, Taman India, Taman Melayu yang seakan-akan mewakili keberagaman etnis yang mendiami negara mini ini.
Kami terus berjaan santai dan sempat beristrahat sebentar di sebuah kursi taman. Secara tidak sengaja, saya melihat sebuah boneka barbie cantik berpakaian warna hijau dengan rambut pirangnya yang menawan. Barbie ini duduk seorang diri di kursi besar untuk para manusia tanpa ditemani siapa-siapa.Saya pun mendekat dan sempat bermain sebentar dengan boneka ini. Saya tidak tahu siapa pemiliknya, karenanya setelah sempat bermain dengan Barbie, saya letakkan kembali boneka cantik itu di tempatnya semula. Siapa tahu gadis cilik yang empunya akan datang kembali untuk menjemputnya?
Malam pun mulai menjelang ketika sang surya perlahan-lahan tenggelam sambil menyemburatkan warna lembayung yang indah memukau.Kemudian, pohon-pohon raksasa itu mulai bermandikan cahaya dengan rona ungu yang romantis penuh mistis. Sekali-kali warna itu pun berganti dengan warna kuning keemasan ataupun putih yang menyilaukan.
Perpaduan warna tadi demikian menarik sehingga hampir semua pengunjung pun terpesona dan mulai mengabadikan pertunjukan gratis di Gardens at the Bay ini. Menurut info semua pemainan cahaya itu menggunakan ratusan atau bahkan ribuan lampu yang semuanya menggunaan tenaga surya yang berlimpah di kawasan khatulistiwa ini.
Selain itu, banyak juga terlihat pasangan muda yang sedang asyik mengambil foto bersama dalam berbagai fose yangmesra. Ternyata tempat ini menjadi lokasi yang favorit untuk pengambilan gambar pranikah.
Sambil berjalan perlahan menuju Marina Bay Sands, dengan latar belakang lampu-lampu kota Singapura yang gemerlap, Saya pun merenung.Walaupun biaya hidup disini kian lama kian terasa mahal, ternyata kita juga bisa menikmati suasana senja dengan gratis di Singapura!
Singapura, September 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H