Mohon tunggu...
Affandi Ismail
Affandi Ismail Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ternyata menulis itu asyik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Negri Singa Pernah Menjadi Tuan Rumah Olympiade: Catatan dari Singapura (10)

21 Mei 2012   05:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_182611" align="alignnone" width="640" caption="Youth Olympic Park"][/caption]

Setelah selesai menikmati senja yang indah melihat pemandangan kota Singapura dari “Singapore Flyer”, saya memutuskan untuk berjalan santai menyusuri Raffles Avenue sambil memanjakan mata melihat panorama kota yang dipenuhi bangunan dan lampu-lampu yang germerlapan.

[caption id="attachment_182613" align="alignnone" width="640" caption="Taman di Singapura"]

13375234421277537461
13375234421277537461
[/caption]

Dari sini, terlihat dengan jelas beberapa bangunan yang tadi sempat saya lihat dari ketinggian kincir raksasa. Bangunan Marina Bay Sands dan juga Marina Bay Floating Stadium dengan airnya yang memantulkan cahaya kota Singapura tampak sangat menawan. Saya sempat berjalan0jalan sambil melihat-lihat sampai secar tidak sengaja saya menemukan sebuah tulisan yang cukup menarik yaitu“Youth Olympic Park”.

Tulisan ini tepat berada di sebuah dinding dari batu alam dan di atasnya tergambar lima buah lingkaran yang melambangkan logo pesta olahraga terbesar sejagad. Namun karena ada Youth atau pemuda, saya pun mengambil kesimpulan bahwa olympade yang dimasudkan tentu saja hanya melibatkan atlet yang masih pemula saja.

[caption id="attachment_182614" align="alignnone" width="640" caption="Tukang Es Potong"]

1337523506842153170
1337523506842153170
[/caption]

Persis di depan tulisan ini, terdapat sebuah penjaja es krim yang menggunakan sejenis gerobak dorong yang ditambatkan pada sebuah sepeda motor.Saya melihat kerumunan pembeli yang kebetulan kebanyak para pemuda sedang mengantri untuk membeli es krim tadi. Saya pun mendekat dan ternyata yang dijual adalah sejenis es potong dengan berbagai macam rasa dan flavor. Harganya cukup ekonomis untuk ukuran Singapura yanitu 1,20 SGD atau sekitar 10 ribu rupiah. Saya pun akhirnya memesan sepotong es dan kemudian duduk di kursi taman sambil menikmati es potomg rasa buah nangka .

Sambil menikmati es tadi saya perhatikan penjual es ini. Kelihatannya berumur sekitar 50 tahunan, dan mengenakan kaos putihbergaris-garis hitam. Sewaktu saya membeli es tadi, saya semoat berbicara bahasa Melayu yang dijawab dengan bahasa melayu campur singlish atau bahasa Inggris khas Singapura yang cukup menarik dank has.

Di sekeliling kota Singapura , memang terdapat cukup banyak penjual es potong ini. Selain di Youth Olympic Park ini, saya sering menjumpainya di sekitar kawasan Bugis Street, dimana kita dapat membeli souvenir khas Singapura dengan harga sedikit miring.

Setelah selesai menikati es potong tadi. Saya pun melangkahkan kaki untuk sejenak menikmati taman yang dibuat sebagai peringatan bahwa Olympiade Pemuda yang pertama pernah diadakan di kota Singa ini pada Agustus tahun 2010. Ternyata kota Singapura terpilih untuk menjadi tuan rumah Olympiade pemuda yang pertama setelah mengalahkan kota Moskwa.

[caption id="attachment_182616" align="alignnone" width="640" caption="Hiasan Youth Olympic di stasiun MRT"]

1337523589745369135
1337523589745369135
[/caption]

Di dalam taman ini terdapat karya seni yang dibuat oleh para seniman muda dari Singapura dengan tema "Aspirations for life in Singapore". Selain itu juga terdapat sebuah pahatan setinggi kira-kira 4.5 meter yang berbentuk sebuah gunung. Di atasnya terdapat sebuah patung gadis yang memegang bendera bertuliskan "I want to scale the highest mountain in the world".

Setelah puas menikmati taman ini, saya pun melanjutkan perjalanan menyusuri Raffles Avenue sambil merenungkan kapan Indonesia bisa menjadi tuan rumah olah raga yang bernama Olympiade!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun