Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Softener

25 Oktober 2012   04:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:25 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_219835" align="alignnone" width="560" caption="dokumen pribadi"][/caption]

Beberapa hari yang lalu, saya mampir ke tempat teman. Dia rupanya sedang mempersiapkan presentasi untuk diskusi dengan rekan-rekannya. Saya cukup tertarik pada sub bagian makalah, yaitu guru itu kalau membersihkan harus pakai softener.

Karena kata “softener “ cukup memikat, sayapun lantas menyusuri huruf demi huruf. Kali ini saya bagikan kepada pembaca.

Smile

Senyum harus selalu dikulum oleh seorang guru setiap saat dan dimanapun berada. Masuk kelas membawa wajah yang cemberut tak membawa berkah. Siswapun tidak akan merespon materi yang diberikan, meskipun pelajarannya amat penting lagian bagus.

Open

Terbuka terhadap keluhan siswa. Terbuka terhadap pertanyaan siswa. Terbuka terhadap apapun yang dihadapi siswa, selama masih bisa memberi jalan, seyogyanya guru selalu open. Saya pernah menemui siswa yang curhat masalah rumah tangga. Saat itu keluarga dalam keadaan goyah. Kedua orang tua saling berdiam diri atau bertengkar. Tanda-tada percerian. Siswa tidak peduli dengan latar belakang guru. Siapapun dia (guru) harus siap-siap untuk menerima keluhan, walaupun tidak terkait langsung dengan pelajaran.

Friendly

Jangan terlalu dekat, jangan terlalu jauh dengan siswa. Itu pesan salah satu pengawas dihadapan guru pada suatu waktu. Kalau terlalu jauh, niscaya siswa tak lagi menerima materi yang disampaikan guru. Sebaliknya kalau terlalu dekat (apalagi lawan jenis), tidak saja mereka berdua dibuat repot, tapi seluruh sekolah akan terkena getahnya. Bersahabat dalam batas kewajaran. Guru berfungsi sebagai suri tauladan, tempat bertanya, sekaligus teman suka dan duka.

Touch

Sentuhan, terkadang lebih bermakna dari seribu bahasa. Sentuhan merupakan proses kimiawi, rasa sayang guru terhadap siswa. Belaian guru akan sangat berarti bagi siswa. Belaian akan membuat ketenangan batin, dari gejolak jiwa. Merapikan rambut, baju, mengingatkan tali sepatu, adalah hal kecil yang akan tertoreh sampai anak menjadi dewasa kelak.

Eyes Contact

Mudah-mudahan sudah sedikit, atau nyaris terbabat habis saat guru mengajar membelakangi siswa. Anak hanya disuruh melihat punggung, sementara guru berbicara tanpa koma dan titik sambil menghadap papan tulis. Kontak mata sangat diperlukan dalam melakukan komunikasi. Apalagi diselingi dengan gerakan ritmis anggota badan untuk meyakinkan kata kunci dalam menyampaikan materi pelajaran.

Neutral

Tidak berat sebelah. Adil dalam menangani masalah. Menyampaikan materi sesuai dengan keadaan siswa. Terkadang, seorang guru menemui keributan antar siswa. Gara-garanya Cuma sepele. Masalah pensil misalnya. Tapi kalau tidak diselesaikan saat itu, bisa jadi siswa akan meneyelesaikan sendiri di luar sekolah dengan caranya sendiri. Penanganan yang adil akan dirasakan oleh semua siswa.

Energic

Kekuatan fisik sangat dibutuhkan bagi seorang guru. Istirahat yang proporsional akan membawa dampak pada penyampaian materi. Jadwal yang baik, seorang guru tidak melebihi dari 4 jam pelajaran berturut-turut. Stamina mesti dijaga.

Religion

Di Indonesia yang dikenal sebagai manusia beragama, tidak mungkin meninggalkan pendidikan karakter. Keteladanan yang melekan dengan guru akan berdampak positip terhadap perkembangan jiwa. Masa labil merupakan waktu yang sangat beresiko. Bila tidak dipandu dengan cara yang benar, akan berakibat fatal dikemudian hari. Ilmu itu penting. Akhlak lebih penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun