Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hj. Maria Ulfah Belum Habis

16 April 2011   03:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_102688" align="aligncenter" width="608" caption="5 jam mampu menjaga pernafasan (doc. pribadi)"][/caption]

Di pondok pesantren Urwatul Wutqa Klaten, telah berlangsung pembinaan tilawatil qur’an. Kali ini peserta sangat beruntung mengikuti acara yang dihelat Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) kabupaten Klaten, karena dibimbing langsung oleh Hj. Maria Ulfah, seorang qari’ level Internasional. Meskipun tidak bisa melihat wajah beliau secara langsung, namun peserta rela mengikuti dari luar area. Ruangan yang berukuran 100 m persegi praktis tidak bisa menampung semua peserta.

[caption id="attachment_102689" align="aligncenter" width="300" caption="tua-muda antusias mengikuti alunan lagu indah ayat al-qur"]

13029234121085449227
13029234121085449227
[/caption]
13029234872012803675
13029234872012803675

Juara qari’ nasional boleh silih berganti. Baik Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), maupun Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) yang mempertandingkan beberapa cabang. Cabang Qira’ah yang paling popular dan dianggap oleh peserta merupakan kelas yang bergengsi. Namun Bu Maria (biasa dipanggil demikian) tetap belum tergantikan. Terbukti, hingga kini banyak daerah-daerah yang ingin mengundang beliau hanya untuk membagi ilmu dan suaranya.Umur yang telah mencapai 56 tahun, tidak menyurutkan motivasi beliau dalam memperkenalkan ayat-ayat al-Qur’an yang dilagukan dengan indah. Stamina beliau masih terhitung prima. Suaranya masih nyaring dan bening. Dari pukul 10.00 pagi hingga 16.00, dengan jeda hanya 1 jam, suara tidak berubah sedikitpun. Cengkok lagu yang dibawakan masih tetap sama.

Seperti biasa, di akhir sesi dilaksanakan tes untuk mengetahui seberapa jauh daya serap peserta pelatihan. Peserta yang ditunjuk diberi keleluasaan untuk memperagakan sesuai dengan lagu yang ditentukan. Pembimbing belum akan beranjak ke peserta berikut sebelum peserta yang ditunjuk mampu melantunkan jenis lagu. Acap kali seorang peserta harus mengulang sampai 6 kali. Tapi memang begitulah. Dengan sabar dan telaten, beliau tetap setia menunggu hingga peserta benar dalam membawakan sebuah lagu.

Ada dua macam lagu indah al-Qur’an (qiro’ah) yaitu Makawwi dan Misri. Dalam perjalanan menembus waktu, lagu makawwi kurang berkembang karena memiliki sifat statis. Hal ini karena dipengaruhi oleh mazhab Hambali dan Maliki. Sebaliknya, jenis lagu misri berkembang dengan pesat karena dinamis sehingga banyak disukai oleh qari’ terutama pada ajang MTQ. Aliran irama misri inilah yang kemudian berkembang pesat di Indonesia. Hal ini juga dipengaruhi oleh mazhab Syafi’i dan Hanafi yang memberikan hukum Mustahab (dianggap baik dan digalakkan).

Karena disukai bukan saja oleh qari’ tapi juga masyarakat pecinta ayat al-Qur’an yang dilagukan dengan indah, maka jenis iramanyapun mengalami perkembangan dan membentuk modifikasi. Semula lagu jenis misri hanya 7 macam yaitu : bayyati, shaba, hijaz, nahawand, rasyd, syika dan jiharkah. Tetapi berkembang semisal : Bayyati Nawa variasi Syari, Hijaz awwal maqam, Nahawand soal, Rast ‘alan nawa soal dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun