Plis balok, bersahabatlah denganku kali ini saja. Kuat-kuat ya balok jangan runtuh! (Harap cemas)
Satu persatu balok itu ku susun dengan amat sangat hati-hati hingga membentuk sebuah menara. Aku akan mengambilnya lagi satu persatu dengan berharap balok kali akan menjadikan diriku sebagai pemenangnya. Aku selalu membayangkan bagaimana jika balok tersebut akan runtuh se runtuh-runtuhnya, kecewa pasti akan menjadi temanku. Aku membangunnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar akan tetapi dia runtuh dalam hitungan detik saja.
Okey tidak apa-apa. Masih ada hari esok untuk bisa berjuang kembali. (Bergumam)
Sepele menurut orang, berharga menurut diriku. Merangkai sebuah balok adalah salah satu bentuk tantangan untuk diriku sendiri bagaimana aku bisa mempertahankan apa yang sudah aku perjuangkan. Jika memang balok itu akan runtuh aku menganggapnya itu adalah bukan hari keberuntunganku. Tidak selamanya hari itu apes bukan?
Tenyata benar dugaanku, hari itu adalah bukan hariku. Baru beberapa kali aku mencoba menyusun balok dan seketika itu juga balok-balok yang lain runtuh. Hancur berantakan. Aku hanya bisa menghela nafas, dan menyemangati diriku sendiri. Oke gapapa, berusaha tegar padahal amarah ini sudah terkumpul dan siap untuk aku bom, akan tetapi aku berfikir kembali untuk apa aku marah. Marahku tidak akan mengembalikan keadaan, marahku tidak akan membuat balok yang sudah hancur berantakan itu kembali menjadi menara yang ku susun sebelumnya.
Aku tidak langsung menyusunnya kembali, akan tetapi aku berfikir sejenak apa yang menyebabkan balok-balok itu terjatuh, mungkin aku terburu-buru sehingga kurang berhati-hati, dan mulai dari situlah aku menyusun strategi untuk bisa menaklukkan kesalahanku sebelumnya. Eits tapi aku tidak langsung menyusunnya juga setelah menyusun strategi, tetapi aku kembalikan mood ku terlebih dahulu karena aku takut jika moodku sedang buruk akan berdampak pada susunan balok itu juga.
Setelah beberapa waktu berlalu aku memutuskan untuk mencoba kembali. Satu persatu dengan diiringi rasa cintaku aku menyusunnya hingga membentuk menjadi menara sesuai dengan yang ada dalam imajinasiku.
Tidak apa-apa balok jika sebelumnya kau telah mengecewakanku, aku sudah memaafkanmu kok, tetapi aku minta sama kamu kali ini kamu jangan mengulang untuk yang kedua kalinya ya. (Berbicara Sendiri)
Tanpa sengaja pembicaraanku ternyata terdengar oleh temanku, seketika temanku tertawa dan berkata :
"Hey, kamu sehat? Kok berbicara sendiri. Terus itu masih mainan balok-balokan, sekarang kan permainan itu sudah ada di gadget ngapain masih repot-repot main langsung. paling-paling juga abis ini berantakan tuh balok. Ups" (Meledek)
Aku hanya terdiam dan berusaha untuk tidak mendengarkan perkataan dari temanku itu. Ya anggap saja itu angin lewat. Aku melanjutkan menyusun balok-balok itu dan sampai akhirnya menjadi sebuah menara yang indah. Siapa sangka ternyata aku berhasil kali ini, setelah aku menyusun beberapa komponen sampai jadi Menara, menaraku tidak terjatuh. Ah, benar saja apa yang sudah ku bilang, tidak selamanya hari itu apes.
Sontak aku langsung teriak agar mamahku mendengarkan berita baik ini.
"Mah lihat deh, keren kan aku meembangun menara ini dengan susah payah, satu persatu aku taruh balok ini dan berhasil dong. Â Cara yang aku lakukan hanya dengan berhati-hati dan menyusunnya dengan sepenuh hati. Dannnnn taraaa keren bukan menaranya mah?" (Dengan logat manjaku)
Seketika itu juga mamah langsung memelukku, bagiku apresiasi yang terindah adalah dengan pelukan mamah bukan dengan deretan hadiah.
-Kisah berakhir-
Setelah membaca kisah di atas adakah yang tahu permainan balok merupakan jenis permainan yang menggunakan metode apa? Yaps, benar Metode Proyek. Mari kita bahas mengenai metode proyek lebih mendalam.
Metode proyek merupakan sebuah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan inovatif dimana pendekatan tersebut menekankan belajar kontekstual melalui beberapa kegiatan yang kompleks. Jadi, di dalam metode proyek siswa akan dihadapkan dengan suatu masalah lalu siswa tersebutlah yang akan mengelolanya sendiri.
Menurut Lara Fridana S.Psi, M.Psych seorang dosen jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Universitas Negeri Jakarta mengemukakan bahwasannya permainan menyusun balok sama saja dengan halnya permainan puzzle, yaps sama-sama merupakan jenis permainan konstruktif. Mengapa bisa di katakan demikian? Karena keduanya melibatkan anak secara aktif untuk membangun sesuatu dengan menggunakan bahan/material yang sudah tersedia dan mengandalkan pengalaman serta imajinasi anak itu sendiri. imajinasi anak tersebut kemudian dituangkan menjadi bentuk-bentuk yang diinginkan anak seperti rumah, gedung, jalan atau menara yang sudah diceritakan sebelumnya.
Metode proyek merupakan salah satu metode yang menantang karena anak akan dituntut untuk menuangkan kemampuan dan imajinasi yang dimilikinya ke permainan yang sedang dihadapinya. Tetapu selain menantang terseliplah menyenangkan ya. Tentunnya metode proyek ini sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan anak dan kreativitasnya juga.
Ingat, biarkan anak berimajinasi tanpa mencampurtangankan opini buruk orang lain di dalamnya.
Aduh nak jangan begitu, jelek.
Aduh nak, bentuk apaan itu.
Jangan bund, jangan mengatakan seperti itu. Biarkanlah anak bereksplorasi sesuai dengan apa yang dinginkannya. Karena sejatinya yang di benci oleh anak-anak adalah kata "Jangan" sepertinya bukan anak-anak saja yang demikian ya bund.
Dalam metode proyek ini bisa dilakukan secara bersama-sama maupun individu di rumah. Dilakukan bersama-sama lebih baik karena dari situlah anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya dan akan menumbuhkan rasa solidaritas antar teman. Metode proyek ini membawa perubahan esensial dalam kegiatan belajar siswa.
Karena, melibatkan anak aktif dalam pembelajaran akan terlihat lebih menyenangkan dibandingkan dengan melihat mereka hanya duduk terpaku di meja kursi pada saat pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H