Sebuah eksperimen sederhana yang diberikan Ayah tersebut salah satunya ialah ia mengajarkan gaya magnet dengan menggunakan sejumlah klip buku. Ia bereksperimen ketika magnet di letakkan dekat dengan klip-klip tersebut apa yang terjadi? Biarkan anak berfikir sejenak. Lalu praktekkan.
Apa yang terjadi nak? (Ujar Ayah)
Klip-klip itu nempel yah, hm kok bisa ya seperti itu. Kalau ditempelkan di benda lain nempel juga tidak yah? (Ujar anak dengan pertanyaan sederhananya)
Ya benar, yang terjadi adalah klip akan menempel di seluruh bagian magnet. Namun tidak semua benda akan menempel di bagian magnet. Hanya benda-benda tertentu saja. (Ujar Ayah)
Dimulai dari sebuah eksperimen simple yang nyatanya ini sangat membantu anak untuk menambah wawasan dan membuat anak sejenak berfikir itulah yang akan melatih kemampuan kognitifnya. Sehingga dapat memecahkan anggapan bahwasannya "Eksperimen itu ribet mengharuskan kita kesana-kemari dan menggunakan alat yang canggih". Anggapan tersebut tidak berlaku untuk eksperimen bagi anak usia dini ya bun, yun.
"Memulai dari yang sederhana, menghasilkan manfaat yang luar biasa"
Berikut ini terdapat beberapa eksperimen sederhana selain contoh diatas yang cocok untuk anak usia dini dan tentunya alat yang digunakan mudah di dapatkan dimana saja:
1. Mengenalkan warna primer dan warna sekunder dengan media air
Wah, ini sangat mudah sekali. Kita hanya menyiapkan air secukupnya dan diisikan ke wadah-wadah bening lebih diutamakan agar terlihat oleh anak. Lalu teteskan warna-warna primer seperti merah, kuning, dan biru. Lalu aduk larutan pewarna tersebut. Dan siap dikenalkan oleh anak bahwasannya warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru.
Tidak berhenti sampai disitu selanjutnya kita dapat mengenalkan warna sekuder dengan mencampurkan warna primer tersebut. Seperti contohnya warna merah dicampur dengan warna kuning maka akan menghasilkan warna oren atau orange. Warna biru di campur dengan warna merah akan menghasilkan warna ungu, dan seterusnya.
2. Konsep tenggelam dan mengapung