يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Makanlah yang halal dan thayyib (baik, bebas dari hal-hal yang membahayakan tubuh) kalau tidak maka kamu sama dengan mengikuti langkah-langlah setan. Lantas, mengikuti langkah setan itu bagaimana bentuknya? Dalam ayat selanjutnya, dikatakan bahwa:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
Tuntunannya adalah makan makanan yang sehat, makan makanan yang halal. Kalau tidak, maka kita akan mengikuti langkah setan, yaitu mudah melakukan untuk su' dan fahsya'. Mudah sekali melakukan keburukan-keburukan, mudah sekali melakukan dosa-dosa yang ada akibat hukumnya. "Maka, mari kita jaga makanan yang kita konsumsi agar kita ini mudah berbuat baik, agar kita mudah untuk melakukan amal saleh," imbuh Beliau.
Kedua, menbiasakan berkata yang benar. Mengenai hal ini, Allah menyampaikannya dalam QS. al-Ahzab ayat 70:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
"Ini poin-nya, mengucapkan ucapan yang benar (jujur). Kalau ini dilakukan, maka dalam ayat selanjutnya dikatakan يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ, maka Allah akan memperbaiki amal kalian. Karena kita membiasakan diri untuk berkata yang benar (jujur), maka Allah akan menjaga amal kita," terang Gus Awis.
Ketiga, harus selalu ingat jasa orangtua. Al-Qur'an menyampaikan dalam QS. an-Naml ayat 19: