Dalam kegiatan rutin "Pengajian Ramadan Malam Likuran" di musholla al-Fattah Sambong, K.H. Hasyim Yusuf menyampaikan pesan mendalam kepada jamaah yang hadir. Beliau mengutip Qs. Al-Isro’ ayat 83 yang menggambarkan sikap manusia terhadap nikmat Allah. (Jombang, 02/04/2024)
Beliau menegaskan, “ وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ Kebanyakan manusia, saat diberi nikmat oleh Allah, justru tidak bersyukur. Mereka malah menjauh dari Allah." Baik nikmat itu berupa kesehatan, kemudahan dalam pekerjaan, dan keinginan-keinginan yang gampangterwujud seringkali membuat manusia menjadi sombong, lupa bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah atas izin dan kehendak Allah.
Namun, ketika ditimpa musibah atau kesulitan, manusia cenderung putus asa. " وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ كَانَ يَـُٔوسًا Tetapi kalau oleh Allah ditakdirkan menjadi orang yang serba kesulitan, kebanyakan manusia menjadi putus asa," tambah beliau.
Dalam merenungkan ayat Al-Qur'an tersebut, K.H. Hasyim Yusuf mengajak para jamaah untuk mengintrospeksi diri melalui ayat setelahnya, Qs. al-Isro’ayat 84:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا
"Kemudian Allah dawuh kepada Nabi Muhammad: Katakanlah kepada orang-orang seperti itu bahwa tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya," jelas beliau.
Mengaitkan dengan ajaran tasawuf, beliau menyampaikan hikmah dari Syaikh Ibnu Atho’illah As-Sakandari:
اَرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيْرِ, فَمَا قَامَ بِهِ غَيْرُكَ عَنْكَ لَا تَقُمْ بِهِ لِنَفْسِكَ
"Lenturkan hatimu untuk menerima apa yang sudah dalam pengaturan. Apa saja yang sudah diatur oleh selainmu, maka jangan mengaturnya untuk dirimu sendiri."
Pengajian ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperdalam pemahaman agama, tetapi juga sebagai momen refleksi diri bagi jamaah agar lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, serta menghadapi cobaan dengan keteguhan iman.