Gusti Allah dawuh, ridhoku tak wehno wong seng gelem sholat rong roka’at Lailatul Qadar.. Ridho ku berikan kepada orang yang mau melakukan sholat dua roka’ at di malam Lailatul Qadar.
Lalu, kapan datangnya Lailatul Qadar?
Beberapa Ulama mengatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam Ke-27 Ramadan dengan rumus bahwa lafadz لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ hanya disebutkan 3 kali dalam al-Qur’an, yaitu pada Surat Al-Qadar saja. Kemudian bagaimana bisa menjadi 27? Kita tilik bahwa jumlah huruf pada lafadz Lailatul Qadar ada 9 huruf. Jika 9 huruf dalam lafadz Lailatul Qadar itu dikalikan dengan 3 kali penyebutannya dalam al-Qu’an maka hasilnya adalah 27. Sehingga secara teoritis kemungkinan Lailatul Qadar jatuh pada Malam Ke-27 Ramadan.
Pendapat lain tentang Lailatul Qadar jatuh pada malam Ke-27 disebutkan secara empiris (pembuktian nyata) oleh ulama yang pernah menemui Lailatul Qadar sepanjang hidupnya sehingga menjadi petunjuk yang tercatat. Yaitu apabila Ramadan dimulai pada hari selasa seperti tahun ini, maka Lailatul Qadar biasanya jatuh pada Malam Ke-27.
Dalam beberapa kitab, diterangkan bahwa bagi orang-orang tertentu yang masyghul, yang memiliki urusan penting dan tidak bisa ditinggal (security, polisi yang menjaga pos pos, dll), yang disibukkan dengan tugas-tugas sosial kemasyarakatan, disibukkan dengan kewajiban-kewajiban kepada orang lain, yang memang oleh Allah tidak diberi waktu longgar dan lapang untuk melakukan ibadah panjang, ada opsi amal minimalis yang bisa membawanya menggapai Lailatul Qadar yaitu dengan sholat sunnah 2 roka’at mulai setelah maghrib atau mulai setelah isya’.
Ini menjadi pilihan baik, sempatkan ditengah kesibukan itu untuk melaksanakan sholat sunnah dua roka’at karena seperti yang Allah sampaikan kepada Nabi Musa bahwa Allah memberikan ridho-Nya kepada orang yang mau sholat dua roka’at di malam Lailatul Qadar.
Allah menuntun Nabi dan agama islam itu dengan tuntunan yang mudah;
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ....
Artinya, "...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...." (Surat Al-Baqarah ayat 185).
Maka jangan sampai kita merasa lebih baik daripada orang lain karena telah melakukan ibadah yang panjang. Allah memberi tuntunan sendiri-sendiri bagi orang dengan kondisi yang berbeda-beda.