Sama bagusnya dengan buku karya Andrea Hirata: Guru Aini.
Membaca #guruaini aku bahasakan sebagai 'The Summary of Teaching and Learning'. Sebuah pendekatan epik sisi lain Pendidikan, Pendidikan karakter lebih tepatnya.
Beda tipis dengan buku sebelumnya, Orang-orang Biasa / #ordinarypeople, yang terkesan nyentrik fantastic. Karakter para tokoh yang kuat, seperti Pak Kumendan dan rekan kerjanya itu. Belum lagi tingkah Debut dkk, sang guru, dan aksi-aksinya yang membagongkan.
Membaca #guruaini, membuat kita mengerti bagaimana belajar yang menyenangkan. Bagaimana sikap guru menghadapi muridnya, sikap murid terhadap gurunya, sikap keluarga dalam mendukung pendidikan anaknya. Konklusi mengenai banyak hal soal Pendidikan bisa kita dapat sebab membaca tiap kisahnya.
Salah satu moment yang bakal menyentuh sanubari jiwa-raga kita saat membacanya kembali adalah ketika Desi Istiqomah akan berangkat penugasan. Babak dimana Ibu dan adik-adiknya melambai-lambaikan tangan sambil tersedu, dan sang ayah menghampiri Desi Istiqomah, Desi kaget, sebab sang ayah menalikan Kembali sepatu istimewa pemberian Ayahnya itu dengan cara yang istimewa pula. Hal kecil, tapi melekat. Itu juga yang terjadi Ketika Aini, murid yang mampu menggantikan posisi Debut Awwaluddin dalam hati Guru Desi akan berangkat tes masuk fakultas kedokteran.
#guruaini, tiap babaknya mampu membuat kita sadar bahwa:
"Dengan ketulusan, banyak hal kecil yang bisa kita lakukan dan berdampak besar buat kehidupan seseorang".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H