Mohon tunggu...
Affa 88
Affa 88 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Social Activist, Nahdliyin

Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ckckck... dari Ardie-Nia Hingga Bang O*e

21 April 2010   11:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:40 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_123667" align="alignnone" width="285" caption="http://www.detikhot.com/images/content/2010/04/21/230/niarama285.jpg"][/caption]

Bencana lumpur Lapindo kembali terdengar ke publik pasca munculnya semburan baru yang terjadi di seputaran jalan Porong beberapa waktu lalu. Bencana abad ini yang menyita perhatian masyarakat modern. karena susahnya menghetikan amukan alam ini. Bencana geologis yang terjadi karena bocornya sumber pengeboran PT Lapindo Brantas anak perusahaan milik pengusaha kaya raya, Aburizal Bakrie. Meskipun tidak banyak menelan korban jiwa, namun musibah ini telah menghilangkan jejak leluhur warga Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang tenggelam oleh lumpur panas bumi yang keluar tiada henti dari waktu ke waktu. Praktis dengan terkuburnya rumah tinggal, sawah, lahan perkebunan dan bangunan-bangunan lainnya membuat masyarakat korban lumpur ini menderita. Ganti rugi yang dijanjikan hingga kini belum juga tuntas. Penanggung jawab tentu pihak perusahaan dan yang paling disorot adalah mantan Menkokesra Aburizal Bakrie.

Beberapa hari sebelum luapan lumpur baru itu, di sebuah hotel mewah di Jakarta dan Bali, pesta mega akbar diselenggarakan untuk  pernikahan anak bungsu Bang Ical (panggilan Aburizal Bakrie), Ardie Bakrie dan artis Nia Ramadhani yang menurut beberapa sumber menelan biaya 100 miliar rupiah. Bahkan digadang-gadang acara ini adalah hajatan terbesar di tahun 2010 ini yang juga dihadiri oleh sang Presiden beserta jajarannya.

[caption id="attachment_123671" align="alignnone" width="300" caption="http://tragedilapindo.files.wordpress.com/2009/06/5.jpg?w=450&h=328"][/caption]

Sangat kontras memang melihat realita di atas. Sungguhpun menyedihkan tatkala anak-anak korban Lapindo yang mengais-ngais rizki untuk masa depannya sembari menuggu kepastian kapan dilunasinya janji gati rugi, di sisi lain pesta besar penanggung jawab dihiasi tawa-tawa kebahagiaan dan keriangan menyambut hidup baru pasangan beda usia jauh itu.

Kita harus menghargai apa yang telah dilakukan oleh keluarga Bakrie dengan menggelar acara sakral pernikahan anaknya. Dan dalam setiap kesempatan berita di tv, permohonan do'a restu selalu dikumandangkan agar menjadi keluarga sakinah, mawwadah, warrahmah. Bagaimanapun pernikahan bagi yang sudah mampu lahir dan batin wajib hukumnya. Dan Ardie-Nia telah menjalankan salah satu ritual agama ini. Namun, sekali lagi, apakah harus, pernikahan itu mewah? Hingga menggelontorkan miliaran rupiah sementara di Sidoarjo warga yang menanti uluran tangan ikhlas keluarga Bakrie. Sangat disayangkan apabila hal ini tidak dijadikan editorial di media-media.

[caption id="attachment_123669" align="alignnone" width="300" caption="http://tragedilapindo.files.wordpress.com/2009/06/lapindo7_facebook.jpg?w=380&h=265"][/caption]

Entahlah, yang jelas, media informasi khususnya salah satu televisi swasta yang bergenre berita, jarang memberikan kritikan atas hal ini. Tidak seperti gencarnya media itu membombardir 25 Milyar kasus makelar pajak dan polri hingga menggunakan makelar kasus palsu. MEMALUKAN!.

Dan benar saja, stasiun TV ini kembali membuat kontroversi dengan mempublikasikan kabar burung ketika bentrokan warga Priok dan Satpol PP beberapa hari lalu yang membuat bentrokan memanas. Kabar meninggalnya dua  orang warga yang diluang-ulang dan TIDAK BENAR membuat warga lainnya panas untuk saling serang. DASAR PROVOKATOR !. APAKAH HANYA KARENA MENGEJAR RATING ANDA MEMPERTONTONKAN PERTUNJUKAN DARAH SAUDARA KAMI DAN KEKERASAN SADISME KEPADA KAMI MASYARAKAT, HA!? Main siar saja tanpa melakukan chek and recheck. Terima kasih TV***, berkat beritamu, kami kehilangan tiga anak bangsa!.

Om Bakrie, Tidakkah anda menyimak kefatalan-kefatalan media anda?

1.       Markus PALSU

2.       Kabar BURUNG

3.       ARDIE-NIA vs anak-anak LAPINDO

4.     Bang O*E dalam beberapa waktu lalu meng-GOBLOK2-kan orang pajak yang rumahnya masih ngontrak (seperti saya yang masih ngekos). PARAH ABIS!

Semoga ini menjadi bahan renungan bagi kita semua. Masyarakat agar lebih dewasa memilah mana berita baik dan buruk untuk ditonton. Media agar lebih menaati kode etik jurnalistik dengan tidak menayangkan kabar-kabar burung yang provokatif hanya karena persaingan mengejar rating. Pemerintah melalui Menkokesra agar memperhatikan korban Lapindo, kejar para penanggungjawab selain itu agar lebih menyaring kembali siaran televisi yang sama sekali tidak sesuai kode etik melalui Komisi Penyiaran Indonesia.

hemm...

affa_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun