Mohon tunggu...
Ika Fitri Alfiani
Ika Fitri Alfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan, Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Risiko Penyakit Tidak Menular dari Konsumsi Daging Kurban yang Berlebihan

28 Mei 2024   15:33 Diperbarui: 6 Juni 2024   12:06 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi kronis di mana tekanan darah di dalam arteri meningkat melebihi batas normal. Tekanan darah adalah ukuran dari kekuatan yang diberikan oleh darah terhadap dinding arteri saat dipompa oleh jantung. Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120.  Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, tetapi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal jika tidak dikelola dengan baik.

Daging merah yang tinggi natrium, terutama yang diolah menjadi sosis atau daging asap, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Natrium berlebih dapat menyebabkan retensi cairan yang meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi.

Berikut ini adalah cara menghindari bahaya risiko penyakit tidak menular dari konsumsi daging kurban yang berlebihan:

  • Konsumsi Secara Tidak Berlebihan: Mengonsumsi daging kurban dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan adalah langkah pertama untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular. Pastikan untuk membatasi porsi daging merah dan menggantinya dengan sumber protein lain seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau protein nabati seperti kacang-kacangan dan tahu.
  • Pilih Bagian Daging yang Rendah Lemak: Memilih bagian daging yang lebih sedikit mengandung lemak, seperti daging tanpa lemak, dapat membantu mengurangi asupan lemak jenuh. Hindari bagian daging yang berlemak seperti iga atau bagian yang berlemak tebal.
  • Pengolahan yang Sehat: Cara pengolahan daging juga berpengaruh terhadap risiko kesehatan. Sebaiknya hindari metode memasak dengan cara menggoreng atau memanggang dengan banyak minyak. Lebih baik memilih metode memasak seperti merebus, memanggang tanpa minyak, atau mengukus.
  • Konsumsi Serat yang Cukup: Mengimbangi konsumsi daging dengan asupan serat yang cukup dari sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh dapat membantu mengurangi risiko penyakit tidak menular. Serat membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengontrol kadar gula darah.
  • Pola Makan Seimbang: Menjaga pola makan yang seimbang dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan dalam proporsi yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan. Pola makan yang seimbang mencakup berbagai jenis nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Referensi:

Micha, R., Wallace, S. K., & Mozaffarian, D. (2010). Red and Processed Meat Consumption and Risk of Incident Coronary Heart Disease, Stroke, and Diabetes Mellitus: A Systematic Review and Meta-Analysis. Circulation, 121(21), 2271-2283.

Pan, A., Sun, Q., Bernstein, A. M., Schulze, M. B., Manson, J. E., Willett, W. C., & Hu, F. B. (2011). Red meat consumption and risk of type 2 diabetes: 3 cohorts of US adults and an updated meta-analysis. American Journal of Clinical Nutrition, 94(4), 1088-1096.

Sinha, R., Cross, A. J., Graubard, B. I., Leitzmann, M. F., & Schatzkin, A. (2009). Meat intake and mortality: a prospective study of over half a million people. Archives of Internal Medicine, 169(6), 562-571.

Abete, I., Romaguera, D., Vieira, A. R., de Munain, A. L., & Norat, T. (2014). Association between total, processed, red and white meat consumption and all-cause, cardiovascular and cancer mortality: a meta-analysis of cohort studies. British Journal of Nutrition, 112(5), 762-775.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun