Mohon tunggu...
AJ
AJ Mohon Tunggu... Lainnya - Tanpa Jeda

Palung Kata-Kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Dedaunan

12 Desember 2022   08:17 Diperbarui: 12 Desember 2022   09:07 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah kita tak pernah menjadi sempurna
Seperti dedaunan yang dicoba disatukan
Setelah dihempas keguguran
Kita untaikan harapan
Pada reranting tua itu

Ada yang tumbuh ada yang runtuh
Ada yang bersemi ada yang jatuh
Kita kehilangan warna
Tentang makna ada dan tiada

Kita mulai belajar pada dedaunan
Bertahan atau melepaskan
Setelah hujan lebat tumpah
Kita mengakui
Tak selamanya hidup akan bersemi
Ada saatnya keguguran mengarungi

Pada dedaunan
Terserak di rumah itu
Kita temui makna di beranda
Lalu kita selipkan di antara sajian kata
Terhampar rasa hidup dan kehidupan

Yang akhirnya
Hanya kata dan kata yang terus hidup
Meski tubuh meluruh
Menunggu waktu merapuh.

Jakarta, 11 Des 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun