Rombongan mengambil keputusan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian dengan mengambil jalan yang sulit dahulu karena masih fit dan saat akan kembali ke manokwari mengunakan jalan mudah mengingat kondisi tubuh sudah lelah.
Perjalanan pembuka dari warmare melewati gerbang pembuka kabupaten Pegunungan Arfak, menyambut para petualang nekat dengan formasi 3 motor di depan dan 1 mobil di belakang agar dapat saling memonitor kondisi rekan-rakan yang lain.Â
Sepanjang perjalanan kami banyak menemukan para petualang-petulang bermotor yang sedang beristirahat dan menunggu giliran, karena ada truk yang mengangkut kayu yang sedang dibantu oleh truk lainnya untuk melewati jalan tanjakan ektrem yang panjang dan jalan yang rusak.
Sepanjang  perjalanan di atas rangkaian ketinggian kami banyak melihat pemandangan hutan-hutan, ban motor melewati puncak-puncak pohon dipinggir jurang yang dalam, menabrak aliran sungai kecil dan tidak habis berfikir bagaimana masyarakat papua membawa material bangunan untuk membangun rumah mereka diatas gunung.Â
Berhenti di pinggir aliran sungai untuk beristirahat dan berfoto ria dengan background pemandangan alam dan rumah kaki seribu sebagai barang bukti bahwa pernah masuk ke pedalaman papua.
Perjalanan yang menghabiskan waktu 4 jam hingga tiba di Ibu kota kabupaten Pegunungan Arfak. Mengunjungi landasan pesawat sambil berfoto-foto dan membuat video keberhasilan telah sampai ke Pegunungan Arfak.Â
Mengunjungi Pos Militer yang ada di sana untuk melaporkan diri dan beristrahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Danau Anggi di mana telah terlihat urat-urat jalan yang berliuk-liuk menanjak di atas ketinggian. Diperkirakan memakan waktu 45 menit (karena banyak berhentinya) sampai ke puncak bukit Kobrey di mana Danau Anggi berada.
Sepanjang jalan menuju Puncak bukit  tidak henti-hentinya memandangi dan berhenti  untuk mengambil bukti yang otentik telah hadir di wilayah danau Anggi. Sekitar jam 4 sore, matahari masih terlihat silau di atas ketinggian pegunungan arfak namun angin dingin sudah mulai terasa masuk ke kulit.
Sepanjang jalan melawati beberapa kampung, masyarakat berada didepan rumahnya membakar kayu-kayu dan ranting-ranting pohon untuk menghangatkan badan.Â
Kelompok motor menunggu teman-teman yang mengunakan mobil di persimpangan jalan menuju puncak bukit, sekali lagi untuk membuat video keberhasilan telah tiba di puncak dan berfoto di Patok Papan bertuliskan "WELCOME TO ANGGI".
Mencari tempat yang datar di atas puncak dan segera sibuk memasang perlengkapan camping dan logistik untuk persiapan nobar matahari tenggelam ditutupi oleh pundak gunung dan melihat danau yang berubah menjadi cermin yang luas karena pantulan cahaya bulan.Â