Mohon tunggu...
Afan Fajeri
Afan Fajeri Mohon Tunggu... Animator - mahasiswa

sekedar narasi

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Keselarasan Sains dan Agama

15 November 2022   12:29 Diperbarui: 15 November 2022   12:44 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kecaman kelompok ateis terhadap kunjungan Paus ke Inggris pada pertengahan September 2010 menggarisbawahi perbedaan antara agama dan ilmu pengetahuan yang sudah berlangsung lama. Selama ratusan tahun para pemikir yang mendukung agama dan ilmu pengetahuan berusaha menyatukan kedua hal ini, kata Dr Thomas Dixon penulis buku Ilmu Pengetahuan dan Agama: Sebuah Pendahuluan Pendek dan pengajar sejarah di Universitas London.

Pernyataan Profesor Stephen Hawking pada Agustus 2010 bahwa fisika tidak memerlukan agama menjadi berita besar. Buku barunya The Grand Design menggunakan Teori-M untuk menyatakan hukum fisika menciptakan alam semesta tanpa bantuan. Ledakan Besar tidak memerlukan picuan supernatural. Big Bang bisa terjadi begitu saja, selama berkali-kali tanpa henti di alam semesta, sama seperti lilin pada kue ulang tahun yang tidak bisa ditiup mati.Jadi apakah penolakan Profesor Hawking tentang Tuhan hanyalah salah satu contoh konflik yang sudah berlangsung lama antara agama dan ilmu pengetahuan?

Apakah sejarah mengisyaratkan kedua usaha besar manusia ini akan selalu berbenturan? Tidak selalu.

Banyak terjadi bentrokan antara keyakinan dan ilmu pengetahuan, yang paling terkenal kemungkinan adalah kecaman Galileo terhadap aksi agama Katolik menghukum kelompok sesat di Roma pada tahun 1633.

Dalam masa berabad-abad yang memisahkan Newton dengan Darwin, banyak pemikir besar memandang ilmu pengetahuan meningkatkan bukti adanya Tuhan. Pandangan seperti itu mendukung pandangan bahwa insting lebah, keindahan anggrek dan konstruksi mata dan tangan manusia menunjukkan kekuasaan dan kebaikan Tuhan.

Pandangan keagamaan tradisional jelas menghadapi tekanan dari kalangan ilmu pengetahuan dalam 400 tahun terakhir. Temuan astronomi modern, geologi dan biologi memastikan bahwa buku-buku Musa tidak dapat diterima secara ilmiah.

Tetapi tentu saja hal tersebut tidak perlu dilihat seperti itu. Galileo menyuarakan pandangan banyak orang saat mengatakan Injil menyatakan cara ke surga bukannya hilangnya surga.

Ilmu pengetahuan dan agama memiliki hubungan yang erat dan bermasalah, sama seperti antara saudara kandung atau bahkan suami istri. Keduanya mengagungkan kebesaran dunia, dan berkeinginan untuk mengetahui apa yang terjadi dibelakangnya.

Kehausan terhadap emosi dan intelektual akan berlangsung lebih lama daripada teori-M Profesor Hawking, dan orang-orang yang berkeinginan mengadopsi pandangan ilmu pengetahun murni dinasehatkan untuk mengikuti pendangan agnostik Thomas Huxley. Sebelum meninggal dia menulis "Bukankah lebih baik untuk tidak berkomentar tentang materi karena kata-kata tidak dapat menggambarkan hal ini; dengan berpuas diri pada kepastian hal-hal yang tidak diketahui yang terus terjadi?"

Narasi diatas merupakan titik awal pertengkaran antara kelompok agamais dengan kelompok intelektual. Renesaince di dunia barat harus diakui menjadi lompatan teknologi yang begitu cepat secara perlahan agama mulai ditinggalkan oleh para penganutnya dikarenakan agama itu sangat tidak bijaksana dengan menolak kebenaran yang ditemukan dalam sains. Bahkan sampai hari ini kelompok positivistik tersebut semakin berani mengolok-olok agama dengan mengatakan peradaban agama adalah peradaban kuno dan tidak relevan lagi dengan peradaban masa depan yang penuh futuristik.

Islam dan Sains

            Dalam sejarahnya tidak ada penolakan islam dengan ilmu pengetahuan, pada peradaban awal islam bahkan para pemikir islam buah karyanya masih relevan sampai hari ini. Al-Qur'an menjadi sumber pengetahuan umat islam sudah banyak menjawab misteri-misteri sains, pasca penemuan-penemuan sains ternyata puluhan abad yang lalu tepatnya ketika Al-Quran diturunkan sudah menceritakan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Nafas Islam bisa mengkoneksikan dengan ilmu pengetahuan.

Dalam Al-Quran, surat Al-Mujaladalah ayat 11 yang artinya wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan allah maha teliti apa yang kamu kerjakan. Dalam firman Allah tersebut dengan sangat jelas mengatakan tuhan akan meninggikan derajat orang beriman dan juga meninggikan derajat orang yang berilmu. Artinya disini dikotomi antara agama dan sains sudah tidak relevan lagi, titik temu antara agama dan sains akan memajukan peradaban dunia yang memang benar-benar ber-ADAB...

Billahi taufiq walhidayah

Wasalammu'alaikum wr.wb

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun