Mohon tunggu...
Afandi Mansyur
Afandi Mansyur Mohon Tunggu... profesional -

Mencintai Indonesia denga Sabar dan Optimis. Pernah Kuliah di Unhas, UI, dan selalu bersemangat ingin menjadi pembelajar sahaja.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sejarah Suksesi Akuntan Sulsel

6 Maret 2015   07:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:05 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_354166" align="alignnone" width="600" caption="Suasana Dinamika Rapat Anggota Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Sulsel, Sabtu 28 Februari 2014 (Sumber Foto : www.fajar.co.id)"][/caption]

Untuk sebuah harapan, kita memang selalu butuh nama. Sebenarnya, dia tak perlu betul sebuah titel, jabatan, usia dan massa. Dia hanya butuh memelihara harapan ‘umat’  yang mengendap-ngendap pergi.

Suksesi bukan soal menang dan kalah semata. Hakikatnya dia adalah hulu dari sebuah kegelisahan dan muara berbenah untuk tantangan besar. Dia memang bisa melanjutkan apatisme, tapi dapat pula berujung terjungkalnya nasib pesimisme. Suksesi sekali lagi tidak akan berhenti dengan menang dan kalah. Kelak, akan ada sebuah pengujian janji, pertaruhan komitmen, pembuktian sejawat pendukung, harapan menarik  atau justru kegelisahan baru.

Ketika Prof. Gagaring Pagalung, Ak, CA melenggang menuju puncak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)-1 Sulsel Sabtu 28 Februari 2015, harapan tersebut terasa telak. Jabatan sebagai Dekan Ekonomi Unhas, kepakaran beliau sebagai guru besar Akuntansi, serta jejak prestasi dan jaringan menjadi pertimbangan pemilih jatuh hati. Dukungan mengalir deras, bahkan satu per satu seteru berpikir ulang untuk mengganjal.

Dua kandidat yang sebelumnya begitu menggelegar unjuk calon, mulai dari mendaftar, mengumpulkan dukungan, mengemas visi, hingga berorasi cita-cita perjuangan keprofesian ternyata keder di ujung perjalanan.

Mereka lunglai, dan tampaknya hanya ingin membuat drama aktualisasi dan canda seru dalam sebuah pentas agung bagi keprofesian. Di ujung ceritera, kedua kandidat memilih bergabung bersama Prof. Gagaring Pagalung untuk mengandaskan calon alternatif.

Prosesi seleksi kepemimpinan akhirnya terlalu mudah ditebak. Prof. Gagaring melenggang menuju kursi Akuntan Sulsel-1. Coblosannya berbilang lebih ruah. Dia merengkuh 165 suara berbanding dengan 76 suara untuk sang kandidat muda Asruddin, SE, MM, Ak, CA. Beliau sumringah, cita-citanya menjuarai kontestasi terkabul. Para pengusung bersuka ria dengan sederhana dan santun.

Dalam demokrasi, suara adalah kemenangan. Dia bertuah legitimasi. Bahkan ada klaim suara rakyat adalah suara Tuhan. Namun apakah memang harapan dapat dengan mudah diquantifikasikan dengan suara dan koalisi. Ataukah setiap suara pada akhirnya memang bukanlah simbolisasi harapan, tapi sekadar derap balas jasa, lantunan pamrih, suara tekanan dan kalkulasi kepentingan. Atau mungkin suara memang cuma penggembira sejarah, penghias pengalaman atau amunisi kemapanan mengentaskan perubahan dan semangat baru.

Dalam catatan Valeria Zeithaml di sebuah karyanya Delivering Quality Service, suara (pelanggan) menggenggam harapan tinggi apabila mempunyai kebutuhan pribadi (personal need), pengalaman sebelumnya (past experience) dan himbauan dari orang lain (word of mouth).

Kemenangan Prof. Gagaring adalah kemenangan akuntan Sulsel, kemenangan kita semua dari akuntan pendidik, akuntan manajemen, akuntan sektor publik, akuntan publik, dan akuntan perpajakan. Kemenangan untuk seluruh institusi manapun di ranah Sulsel, baik dunia akademis, korporasi, konsultasi, pemerintahan dan legislatif.

Ini kemenangan akuntan Sulsel menuju kebersiapan keprofesian lokal untuk berkiprah di pentas nasional dalam komitmen integritas dan kompetensi tinggi agar tampil sebagai pemenang dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.

[caption id="attachment_354167" align="alignnone" width="600" caption="Para Kandidat Ketua IAI Sulsel Duduk Bersama Dalam Suasana Persaudaraan (Sumber Foto : www.fajar.co.id)"]

14255742541020800287
14255742541020800287
[/caption]

Pada akhirnya Rapat Anggota IAI Sulsel 2015, bukan sebatas sejarah kemenangan. Perhelatan tersebut momentum luar biasa bagi dunia keprofesian Sulsel. Sebuah rapat anggota dengan angka peserta terbesar di tingkatan nasional (sekitar 300-an peserta dengan 241 pemilih), publikasi acara termegah sepanjang perjalanan IAI Sulsel, kemeriahan dinamika paling menarik dalam catatan umur IAI Sulsel, jangka waktu pelaksanaan terpanjang RAT IAI Sulsel, serta jumlah calon kandidat Ketua IAI Sulsel terbanyak yang menghadirkan 4 tokoh.

Tapi mungkin sejarah lebih tertarik mencatat, mengenang, dan bernostalgia  tentang kisah sekumpulan anak muda yang gagah berani menghunus mimpi perubahan dan menghimpun tekad untuk menegakkan martabat keprofesian dengan etos futuristik, membumi, dan mencerdaskan.

Mereka kaum muda yang merapatkan barisan guna mencurahkan energi membenahi nestapa keprofesian lokal, merapatkan barisan membangun solidaritas perjuangan, berjibaku merancang kemenangan, bahu membahu mengeksekusi cita-cita, serta yang terpenting selalu tekun ingat-mengingatkan meluruskan niat kebaikan. Mereka bertarung dengan tangguh, cakap, prudent, serta membuang jauh-jauh pragmatisme dan individualisme.

Bila akhirnya mereka belum bernasib baik, bila akhirnya kandidat mereka Asrudin SE,Ak, MM, CA belum beruntung merengkuh IAI Sulsel-1, itu soal lain dan sah-sah saja dalam perjuangan. Tidak ada yang sia-sia. Toh dalam kekalahan pun mereka justru menemukan kemenangan lain; sebuah kebanggaan untuk tetap lurus, jernih dan arif.

Dan oleh karenanya, jika setiap harapan (tetap) butuh nama. Maka nama Prof. Gagaring dan Asruddin pantas disebut untuk untuk mengangkat siri’ Sulsel di kancah nasional. Untuk kini, dan masa depan.

Makassar, 3 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun