Mohon tunggu...
Yusuf Afandi
Yusuf Afandi Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang senang mengutak atik media

Traveller yang suka naik gunung, turun ke lembah mencari air terjun dan berakhir di pulau untuk menikmati indahnya matahari di senja hari....instagram.com/yusufafandi18

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hilangnya Spiritualitas dalam Ibadah

22 Agustus 2017   13:30 Diperbarui: 23 Agustus 2017   11:18 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tribunnnews.com

Fenomena haji seperti ini memberikan pengaruh dalam transformasi perilaku dalam beragama. Sejatinya agama merupakan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat (living values) yang menjadi pondasi dan tuntunan bagi manusia dalam kehidupannya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etik dan moral yang menghasilkan perbuatan-perbuatan dan akhlak-akhlak yang baik. Dan yang paling berbahaya adalah pengaburan makna-makna spiritualitas dan ilahiyah dari Haji dengan legitimasi budaya komersial dan popular disempurnakan pemahaman yang sempit terhadap dalil-dalil al-Quran dan Sunnah.  

Pemaknaan dalam Ibadah Haji

Joachim Watch (1958) mengemukakan beberapa kriteria mengenai pengalaman keagamaan. Pertama, pengalaman keagaaman merupakan suatu respon terhadap apa yang dialami sebagai realitas Ultim (the Ultime Reality) yang maksudnya adalah sesuatu yang mengesankan dan menantang kita. Haji seharusnya memberikan pengalaman spiritual yang berkesan mendalam bagi yang melaksanakannya Kedua, pengalaman keagaaman itu harus dianggap sebagai suatu respon yang menyeluruh terhadap realitas Ultim, yaitu pribadi yang utuh yang melibatkan jiwa, emosi, dan kehendak sekaligus. Ketiga, pengalaman keagaaman menghendaki intensitas, yaitu suatu pengalaman yang yang sangat kuat dan komperhensif dan mendalam.Keempat, pengalaman keagaaman sejati selalu berujung pada tindakan. Ia melibatkan imperative, sumber motivasi, dan tindakan yang kuat.   

Pemaknaan simbol pemakaian ihram yang dimisalkan seperti praktek kesederhanaan/eligetarian,pemisahan dengan kehidupan duniawi dan konsep persamaan manusia di mata Tuhan. Sa`i diangggap sebagai manifestasi perjuangan siti hawa ketika berlari dari bukit shafa menuju bukit marwa mencari air untuk anaknya Ismail AS. Dan Arafah sebagai gambaran dahsyatnya Padang Mahsyar tempat berkumpulnya seluruh umat manusia dari Adam AS hingga manusia akhir zaman pada hari kiamat.

Pengalaman keagamaan yang dikehendaki dalam pelaksanaan haji adalah bagaimana seorang yang berhaji dapat memaknai perjuangan nabi Ibrahim dan nabi Ismail dalam menegakkan dasar-dasar keyakinan monoteisme/tauhid  bagi umat manusia.Dan juga, Haji merupakan bentuk puncak rasa syukur Rasulullah dan para sahabat waktu itu atas keberhasilan umat islam dalam memperjuangkan Islam setelah 23 tahun yang berat. Akan tetapi, yang paling fundamental dalam pelaksanaan haji dan ibadah-ibadah lainnya adalah penghambaan diri manusia kepada Tuhan tanpa balasan. Dan pengalaman-pengalaman ini akan membentuk seorang pribadi muslim yang ikhlas, berakhlak mulia dan peduli dengan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu sudah semestinyalah kita mengembalikan nilai-nilai spiritualis keislaman kita kembalikan kepada tempatnya, dan menghilangkan embel-embel keduniawian dalam setiap peribadatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun