Satu setengah tahun berlalu, namun pandemi Covid-19 masih jauh dari kata selesai. Percepatan vaksinasi yang terus menerus digalakan oleh pemerintah Presiden Jokowi guna menekan angka penularan Covid-19 yang ada di Indonesia. Vaksinasi massal yang terus gencar dilakukan pemerintah di semua sektor guna untuk mempercepat terbentuknya kekebalan imun. Menurut Presiden Jokowi, semua pihak harus bekerjasama guna menekan dan mengurangi penularan angka Covid-19 yang akhir-akhir ini justru terus meningkat, berbagai rumah sakit di daerah juga penuh dengan pasien yang terinfeksi virus corona bahkan pasien di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran hampir penuh dan sudah terisi lebih dari 90 presen. Berkat berbagai upaya pencegahan dan penanganan dari pemerintah yang bekerjasama dengan masyarakat, angka tersebut perlahan menurun karena menurut Jokowi kita semua adalah bagian dari solusi. Selain itu, baik pemerintah maupun tenaga medis sangat bekerja keras untuk mempercepat program vaksinasi secara nasional, sehingga diharapkan ekonomi nasional dapat segera pulih dan bangkit seperti sedia kala.
Hingga kini, lebih dari 1,95 juta orang di seluruh Indonesia telah terinfeksi virus coona dan lebih dari 54 ribu orang telah kehilangan nyawanya karena virus ini. Oleh karena itu, sasaran utama pemerintah untuk penerima vaksin adalah masyarakat lanjut usia, tokoh agama, tenaga pendidik dan juga masyarakat yang memiliki mobilitas yang tinggi serta masyarakat yang harus berkontak langsung dengan orang banyak seperti pegawai pemerintah, pedagang pasar, pelayan publik, pelaku transportasi, hingga masyarakat rentan lainnya, tak luput dari sasaran vaksinasi, karena vaksinasi ini hanyalah salah satu ikhtiar kita sebagai manusia untuk mengakhiri pandemi. Selain itu, dukunganan dari berbagai lapisan masyarakat untuk tetap disiplin melakukan protokol kesehatan dan menjalankan 5M sangat diperlukan demi mencapai keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19 ini.
Indonesia sendri sampai saat ini telah mendatangkan sebanyak 93 juta dosis vaksin yang terdiri dari tiga jenis, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Vaksin yang telah tiba di Indonesia kemudian akan diolah terlebih dahulu oleh Bio Farma agar menjadi vaksin yang siap untuk digunakan. Meskipun awalnya mendapat banyak penolakan dari berbagai kalangan, karena ada yang menganggap bahwa vaksin tersebut tidak aman, belum teruji kehalalanya ataupun lain sebagainya. Namun faktanya, ketiga jenis vaksin tersebut telah masuk ke dalam daftar emergency use yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Proses vaksinasi dibagi menjadi dua hari yaitu pada hari Rabu tanggal 9 Juni dan juga pada hari Senin tanggal 14 Juni 2021. Pembagian jadwal vaksin manjadi dua hari ini, dilakukan guna mengurangi para pedagang agar tidak berkerumun saat antri melakukan vaksinasi dan jalannya vaksin menjadi lebih tertib serta kondusif. Sehari sebelum melakukan proses vaksinasi yaitu pada hari Selasa tanggal 8 Juni, Puskesmas Jatibarang terlebih dahulu mendatangi pasar untuk memberikan penyuluhan dan edukasi kepada para pedagang agar mau mengikuti vaksinasi dan menjamin bahwa vaksin yang diberikian aman dan terujji kehalalanya, antusiasme para pedagang dalam menerima vaksin ini cukup baik. Kendati demikian, masih banyak pedagang yang enggan mengikuti vaksinasi dan memilih untuk menutup tokonya lebih awal ataupun memilih untuk tidak berjualan sama sekali.
Demikian  alur dan vaksinasi di Puskesmas Jatibarang guna untuk mendukung percepatan vaksinasi nasional dan diharapkan dapat menekan angka penularan Covid-19 serta pemulihan ekonomi juga diharapkan akan berjalan mengikutinya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H