Mohon tunggu...
Muhammad Afandi Helmi
Muhammad Afandi Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Doing better

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030061

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kupat Blengong, Kuliner Khas Brebes yang Wajib Dicoba

15 Juni 2021   11:23 Diperbarui: 15 Juni 2021   11:45 2144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Kupat Blengong Bapak Kasturi Rajak (dokpri)

Brebes memang terkenal dengan telur asin dan bawang merahnya sebagai buah tangan atau oleh-oleh bagi masyarakat yang bepergian melintasi tol Trans Jawa. 

Namun, masih banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Brebes juga mempunyai kuliner andalan yang bajib dicoba ketika kita melintas atau mampir di Kota Brebes. Salah satu kuliner legendaris khas Brebes yang wajib dicoba adalah Kupat Blengong. 

Kupat Blengong adalah kuliner khas brebes yang memadukan antara gurihnya Kupat Glabed yang disirasam dengan kuah kuning dan daging Sate Blengong kenyal nan lembut menghasilkan cita rasa yang tak tertandingkan. Meskipun masih banyak orang yang belum mengetahui kuliner ini, namun faktanya banyak pejabat negara dan orang-orang penting yang sudah mencoba dan ketagihan sampai tergila-gila dangan kenikmatan cita rasa Kupat Sate Blengong ini. Salah satu orang yang pernah mencicipi Kupat Sate Blengong adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Beliau pernah mencicipi Kupat Sate Blengong saat berkunjung ke Brebes lalu mampir ke warung yang berada di depan alun-alun Brebes dan mengaku ketagihan dengan rasanya yang unik. Selain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Sukarnoputri juga ketagihan dengan Sate Blengong khas Brebes, bahkan menurut Ganjar sate khas Brebes itu beberapa kali pernah dikirim ke Jakarta karena beliau ketagihan dengan rasanya yang maknyus itu.

Walaupun banyak orang yang menyukai dan datang ke Brebes hanya sekedar untuk menikmati kuliner Kupat Sate Blengong, namun masih jarang orang yang mengetahui asal usul daging blengong yang biasanya mereka santap karena blengong sendiri memiliki ciri khas dan keunikan dari hewan unggas yang lainnya. Blengong sendiri sejatinya adalah hewan unggas dari hasil persilangan antara bebek dan juga entok atau dalam bahasa jawa bisa dikenal juga dengan mentok. 

Dari perkawinan tersebut menghasilkan hewan blengong yang memiliki daging bertekstur serat seperti daging bebek namun lebih lembut dan lunak saat dikunyah, berbeda dengan tekstur daging bebek yang relatif lebih keras. Karena persilangan itulah menghasilkan daging dengan cita rasa yang khas, sehingga cocok untuk diolah menjadi sate. Blengong sendiri jika diolah dan dimasak dengan tepat akan menghasilkan cita rasa tekstur daging yang berserat namun lembut, hal ini memberi sensasi baru pada setiap gigitannya dari segi tekstur dan rasa.

Berbeda dengan sate-sate yang lainnya, sate blengong memiliki keunikan yang mencolok karena tusuk sate blengong yang terbuat dari batang bambu lebih panjang dibanding dengan sate lain pada umumnya, sehingga ukuran tusuknya cendrung lebih panjang dan besar. Selain itu, setiap tusuknya terdiri dari potongan daging yang memiliki ukuran lebih besar dan banyak dibanding sate lain pada umumnya. 

Selain itu, pengolahan sate blengong sendiri berbeda dengan sate ayam ataupun sate kambing karena sate blengong harus diolah dengan proses pengolahan khusus. Untuk menghasilkan dading yang lunak dan lembut sate blengong tidak langsung dibakar, namun diungkep atau direbus terlebih dahulu dengan berbagai bumbu dan kuah rempah yang berwarna merah pekat dengan waktu yang agak lama. 

Proses pemasakan ini dilakukan sebanyak dua kali dan satu kali memasak menghabiskan waktu kurang lebih dua sampai dua setengah jam. Hal ini dilakukan agar tekstur daging blengong lebih lembut dan tidak amis saat disantap. Setelah selesai proses pengungkepan ini, kemudian daging blengong baru diolah untuk dijadikan sate. 

Sate Blengong (dokpri)
Sate Blengong (dokpri)
Sate blengong sendiri biasa disajikan dengan dua jenis yaitu sate blengong bakar dan sate blengong masak. Seperti namanya, jika sate blengong bakar diolah dengan cara dibakar. Sementara, jika sate blengong masak, tongan daging blengong akan diolah terlebih dahulu dengan cara mengungkep berbagai bumbu rempah dan kuah santan terlebih dahulu, sebelum ditusuk agar menjadi sate. 

Meskipun berbeda cara pengolahanya namun baik sate masak dan sate bakar, keduanya memiliki cita rasa yang khas dan tidak berbau amis dikarenakan proses pengolahanya yang tepat tersebut, selain itu kedua sate ini juga tetap sama-sama unik karena ukuran tusuk sate yang lebih panjang dibanding dengan tusuk sate pada umumnya.

Selain itu, kuliner sate yang satu ini biasa disajikan dengan perpeduan kupat glabed beserta kuah kuning yang kental dan taburan krupuk warna warni yang renyah membuat sajian ini menciptakan cita rasa yang membekas di lidah. Kupat Glabed adalah kupat atau ketupat yang dipotong lalu disajikan dengan siraman kuah kuning kental semacam opor namun memiliki cita rasa yang berbeda. Karena tekstur yang kental dan lengket inilah sebagian warga Tegal menyebutnya dengan istilah "Glabed". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun