Pemimpin merupakan seseorang yang dapat memberi pengaruh terhadap orang lain dan memiliki kemampuan manajerial. Sedangkan, kepemimpinan merupakan suatu proses memimpin sebuah kelompok dan mempengaruhi suatu kelompok serta mempengaruhi kelompok itu sendiri dalam mencapai sebuah tujuan.Â
Setiap pemimpin memiliki karakteristik kepemimpinan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan organisasinya. Karakteristik pemimpin tersebut sesuai dengan teori sifat kepemimpinan (Leadership Trait Theory) serta teori perilaku kepemimpinan (Leadership Behavior Theory) yang terdiri dari University of Lowa Studies, Ohio State Studies, University of Michigan studies, dan Managerial Grid.
Berdasarkan kalimat tersebut, tulisan ini menceritakan mengenai gaya kepemimpinan, kelebihan dalam memimpin, dan kekurangan dalam memimpin seorang tokoh dunia, yaitu Steve Jobs.
Karakter pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi akan sangat menentukan tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Pemimpin dengan karakternya dapat membuat organisasi yang dipimpinnya berkembang dengan baik atau bahkan dapat menjatuhkan organisasi itu sendiri. Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan yang harus dikembangkan dan kekurangan yang harus diminimalisir.Â
Setiap pemimpin dituntut untuk dapat menjawab serta menghadapi segala hambatan dan tantangan yang akan menghadang tecapainya arah dan tujuan dari suatu organisasi. Steve Jobs sebagai pemimpin salah satu organisasi brand terbesar di dunia memiliki gaya kepemimpinan tersendiri yang dapat dikatakan mampu membawa organisasinya mencapai kesuksesan.
Steven Paul Jobs atau dikenal Steve Jobs lahir di San Fransisco, 25 Februari 1955. Steve Jobs adalah pendiri pendamping, ketua, dan mantan CEO Apple Inc. Jobs yang sebelumnya menjabat sebagai pejabat eksekutif Pixar Animation Studios.Â
Dia menjadi anggota dewan direktur "The Walt Disney Company" pada tahun 2006, setelah pengambilan alih Pixar oleh Disney. Karena usianya yang muda, kekayaan besar, dan karismanya, Jobs sang pendiri Apple menjadi simbol perusahaan dan industrinya. Ketika TIME menamai komputer sebagai "Machine of the Year" tahun 1982, majalah ini menerbitkan profil panjang tentang Jobs sebagai "Maestro Mikro Terkenal."
Kesuksesan Steve Jobs tersebut dalam memipin Apple Inc, tidak terlepas dari karakteristik kepemimpinannya yang unik. Karakteristik kepemimpinan dari Steve Jobs, yaitu:
Visioner
Steve Jobs merupakan salah satu pemimpin yang paling visioner, dimana ia selalu mempunyai visi jangka panjang. Kemudian, ia membuktikan bahwa langkah yang diambil merupakan langkah yang tepat. Macintosh, misalnya, yang diluncurkan pada awal tahun 1984, merupakan PC pertama yang menggunakan mouse, serta dilengkapi dengan graphical user interface (GUI), bukan hanya command-line interface. Hingga saat ini, setiap PC pasti dilengkapi dengan mouse juga GUI.
Customer-Driven
Salah satu keunggulan dari Steve Jobs adalah dia melakukan berbagai inovasi produk berdasarkan customer-driven. Meskipun dia lebih mengutamakan intuisi dibandingkan dengan pendapat lain seperti riset pasar, namun Jobs mempunyai intuisi yang kuat mengenai apa yang dibutuhkan dan diinginkan customernya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam produk Apple, mulai dari Macintosh, iMac, iPod, hingga iPhone, yang selalu mengutamakan user interface, agar memberikan kemudahan dan convenience bagi penggunanya.
Micromanager yang Kharismatik (Otokratis)
Steve Jobs dikenal sebagai pemimpin dengan gaya kepemimpinannya seperti micromanager, yakni banyak menuntut dan cenderung egois. Salah satu kritik yang banyak ditujukan kepadanya adalah bagaimana dia selalu menginginkan segala sesuatu yang dijalankan sesuai dengan caranya.Â
Namun, hal ini justru menjadi kunci sukses Apple, karena Steve Jobs mampu untuk mengarahkan orang-orang yang dimilikinya untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh orang lain.Â
Gaya micromanager Steve Jobs berimplikasi positif karena Steve Jobs sudah mengetahui dengan pasti apa yang ingin dicapai dan bagaimana untuk mencapainya, sehingga hal ini seakan-akan menjadi dorongan bagi karyawannya untuk mencapai kesuksesan. Meski begitu, beberapa karyawan menganggap bahwa gaya kepemimpinan Steve Jobs terlalu keras sehingga pernah membuat Steve Jobs dipecat dari Apple pada tahun 1985.
Fokus
Salah satu kunci kesuksesan Steve Jobs dalam memimpin Apple adalah menjadikan karyawannya untuk fokus ke dalam digital strategy. Strategi yang diperkenalkan Apple sejak tahun 2001 hingga saat ini menjadi pondasi bagi Apple. Tujuan utama dari strategi ini adalah memungkinkan pengguna untuk memperoleh akses terhadap konten hiburan dimanapun dan kapanpun mereka inginkan.
Sifat Reality Distortion Field
Sifat "reality distortion field" dari Jobs adalah dimana dia bisa memotivasi orang di sekitarnya untuk menembus batas dan melampaui apa yang mereka anggap mustahil. Di Kala Jobs mendekati perusahaan Corning untuk memakai Gorilla Glass di iPhone, CEO "Wendell Weeks" menyatakan dia tidak dapat memproduksi kaca yang cukup dalam waktu 6 bulan sesuai permintaan Jobs. Jobs berkata 'Jangan takut. Akhirnya, Corning dapat memproduksi Gorilla Glass kurang dari 6 bulan.
High Controlling
Jobs dikenal suka mengontrol segala sesuatu. Apple pun bertanggung jawab kepada seluruh user experience pengguna gadgetnya. Dari hardware sampai konten, Apple menaungi semuanya. Hal ini cukup berbanding terbalik dengan perusahaan lain yang mungkin tidak mengurus seluruh pemakaian user.
Karakteristik kepemimpinan Steve Jobs tersebut, Â jika dikaitkan dengan teori mengenai kepemimpinan merupakan teori sifat kepemimpinan (Leadership Traits Theory). Kepemimpinan yang berfokus pada identifikasi sifat atau karakteristik pemimpin. Sifat-sifat yang dipelajari dapat membedakan mana pemimpin dengan yang bukan pemimpin, yaitu fisik, penampilan, golongan sosial, stabilitas sosial, kelancaran berbicara,dan kemampuan bersosial.Â
Kelemahan dari sifat Jobs ini yaitu tidak cukup membantu dalam mengidentifikasi pemimpin yang efektif, karena penjelasan yang semata-mata berdasarkan sifat dan mengesampingkan interaksi antara pemimpin dengan anggota kelompoknya yang merupakan faktor situasional.Â
Maka dari itu, karena adanya kesalah pahaman antara Steve Jobs dengan para pekerja membuat saham Apple pada saat itu menurun dan membuatnya mengundurkan diri. Namun dia akan tetap menjabat di perusahaan Apple sebagai ketua dewan perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H