Mohon tunggu...
Weni Adityasning Arindawati
Weni Adityasning Arindawati Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Singaperbangsa Karawang

Alumni Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alumni dari Sekolah Pascasarjana UGM program studi Kajian Budaya dan Media. Saat Ini aktif mengajar di Universitas Singaperbangsa Karawang dan tergabung dalam Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perspektif Kritis Review Atas Essays Walter Benjamin Tentang “The World of Art in the Age Mechanical Reproduction” Part 1

10 April 2012   04:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:48 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan essay yang berjudul The World of Art in The Age Mechanical Reproduction” ini dibuat oleh seorang neo-marxist, salah satu tokoh aliran teori kritis yang terlibat aktif dalam sebuah kelompok kajian bernama Madzhab Frankfrut, dialah Walter Benjamin.


Esai yang ditulis oleh Benjamin (pada tahun 1935) ini merupakan sebuah bantahan argumentatif yang secara kritis hendak mengajukan pandangan yang berbeda terhadap koleganya, Theodor Adorno, mengenai industri budaya yang semakin berkembang (pesat) pada zamannya (era masyarakat industri modern) dan soal seni.

Terhadap perbedaan pandangan ini, dalam esai itu Benjamin berusaha merefleksikan sejarah seni secara materialistis, demikian menurut F. Budi Hardiman di dalam bukunya “Filsafat Fragmentaris” (hal.96).

Pandangan Marx terhadap budaya yang dapat berfungsi sebagai ideologis telah mengaitkan logika kapital dengan hubungan manusia yang difetisisasi-komoditaskan. Cermin bahwa pandangan Marx yang dibangun di dalam setiap hubungan yang terkomodifikasi di mana pekerja menukar tenaga kerja dengan upah, meramalkan hegemoni dan dominasi budaya.

Pada tataran ini, Benjamin seolah menangkap pesan khusus dari pandangan Marx tersebut sehingga menurutnya, suatu kondisi itu memungkinkan untuk menghapuskan kapitalisme itu sendiri.“The result was that one could expect it not only to exploit the proletariat with increasing intensity, but ultimately to create conditions which would make it possible to abolish capitalism itself”.

Namun, penilaian ini hanyalah sebuah apologi seorang Walter Benjamin, sebab setelah Perang Dunia (zamannya ketika itu) pun kapitalisme masih terus memperbaiki diri, bermetamorfosa dan cenderung dinamis mengikuti arah zaman, meski hal itu dapat dibedakan berdasarkan model dan pengaruh paradigma (pendekatan) tokoh-tokoh penganut ekonomi liberal.

Reproduksi Mekanik suatu karya seni (the work of art) bagi Benjamin merupakan bagian dari pola representasi yang diproduksi secara terus menerus dengan menggunakan suatu alat mekanis yang meniscayakan kehadirannya dalam ruang dan waktu tertentu.


Alat disebutnya sebagai mekanis (mechanism). Sedangkan reproduksi mekanis menurutnya, mengacu pada proses teknis sebuah alat produksi yang mampu menghasilkan karya. Karya ini bisa berupa gambar, Benjamin mencontohkannya dengan kehadiran Fotografi yang menggantikan fungsi Litografi untuk mengambil obyek gambar sesuai ‘aslinya’.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun