Ontology
Epistemology
Metaphor
Goal of Research
Politics
Triangulation
Fixed reality
Reflect reality
Magnifying glass
Truth
Bias
Prisms
Fluid reality
Social construction of reality
Prism refracting vision
Conveying multiple realities
Pluralist science and society
Material semiotic
Interactive reality
Material/semiotic construction of reality
Prism diffracting light
Creating egalitarian realities
Egalitarian and science society
Dialogue
Interactive reality
Material/semiotic construction of reality
Dialogue
Dialoges between multirealities
Egalitarian and pluralist science and society
Sumber : Paula Saukko, Doing Research in Cultural Studies, 2003[1]
Selain itu, dalam makalah Melani Budianta, metode kajian budaya seringkali disebut metode multidisipliner, lintas-, trans-, atau anti-disiplin (Grossberg:2). Jannet Wolff mengemukakan sejumlah masalah metode interdisipliner kajian budaya yang mengkritik kebiasaan memakai karya seni dalam studi-studi non-seni (sosiologi, sejarah, politik dasn seterusnya) yang memperlakukan karya tersebut sebagai fakta (mengutip bagian-bagian dari isi) tanpa "menghargai" fungsi karya seni tersebut sebagai karya seni. Karena pemakaian teori yang eklektik dan pendekatan yang berbeda-beda setiap kajian budaya membuat model dan perangkat analisisnya masing-masing tergantung topik permasalahan yang digarapnya (Wolff, 1992; 706-717).