Mohon tunggu...
Afan Bachtiar
Afan Bachtiar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penulis biasa yang menyukai semua konten tulisan. Hobi membaca cerita bergambar yang memiliki jalan cerita yang unik dan menarik. Ingin berkarya melalui tulisan. Sudah terbiasa menulis sejak kecil, tapi besarnya nyasar ke jurusan lain. Ujung-ujungnya tetap melakoni dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerja Lembur Bagai Kuda? Ketawa Dulu Deh!

2 Maret 2022   11:21 Diperbarui: 2 Maret 2022   11:26 6032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kerja lembur bagai kuda

Sampai lupa orang tua

Oh hati terasa durhaka

Penggalan lirik lagu sebuah iklan pusat perbelanjaan di atas sangat mengambarkan bagaimana anak muda zaman sekarang dalam bekerja. Bahkan sampai ada idiom lain berupa "Kerja, Kerja,Tifus!" yang menandakan bahwa seseorang baru bisa istirahat bekerja ketika sudah terkena sakit tifus. Alhasil kerja lembur bagai kuda ini memang terasa nyatanya.

Ada yang bilang manusia itu mirip dengan kuda. Kenapa mirip? Karena terkadang ada rasa semangat yang tinggi, ada rasa malas, bahkan harus dipecut dulu agar mau bekerja. Pastinya hal ini yang membuat orang disamakan dengan kuda ketika bekerja. Tidak salah dan tidak perlu dipercayai. Apakah kamu termasuk orang yang kerja lembur bagai kuda?

Sebenarnya yang di atas hanyalah intermezzo. Sebenarnya yang ingin saya sampaikan adalah bahwa sebagai manusia, bekerjalah sesuai dengan porsinya. Jangan terlena dengan kerja lembur bisa menghasilkan penggalaman dan uang yang banyak. Jangan juga bekerja setengah hati yang nyatanya makan gaji buta dan tidak amanah. Bekerjalah secara cukup dan sesuai porsinya. Waktu yang kamu miliki masih bisa digunakan untuk hal lainnya.

"Emangnya bekerja dengan cukup bisa bikin dapur ngebul?"

Pasti ngebul kalau kita semua mengerti apa arti cukup. Jangan sampai kerja berlebihan kemudian sakit, dan pada akhirnya uang yang didapatkan untuk berobat. Jangan juga bekerja setengah malas setengah niat yang pada akhrinya tidak disukai oleh atasan dan kembali menjadi pengangguran. Saran yang paling tepat adalah kerjakan secukupnya, pulang ke rumah, dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan. 

Akan terasa menyenangkan jika melakukan apa yang ingin kamu lakukan sembari mendapatkan uang. Akan terasa menyenangkan jika kita bisa memahami kata cukup.

Betapa menyenangkan jika kamu bisa menghargai dirimu sendiri sebagai manusia.

Beralih kembali ke kuda. Saya rasa kuda memang menjadi simbol pekerja keras di seluruh dunia. Kuda menjadi ikonik untuk tetap semangat dalam menjalani sebuah tugas. Tapi, apakah kuda bisa mengeluh seperti manusia ketika lelah? 

Kembali lagi, beruntunglah kita bukan seekor kuda :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun