Mohon tunggu...
Afan Bachtiar
Afan Bachtiar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penulis biasa yang menyukai semua konten tulisan. Hobi membaca cerita bergambar yang memiliki jalan cerita yang unik dan menarik. Ingin berkarya melalui tulisan. Sudah terbiasa menulis sejak kecil, tapi besarnya nyasar ke jurusan lain. Ujung-ujungnya tetap melakoni dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

How Are You, Hanna?

20 November 2021   12:33 Diperbarui: 20 November 2021   12:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4 tahun kemudian...

Smartphone-ku berbunyi dan layarnya menunjukkan jika kontak yang aku namai Sayang sedang menghubungiku.

"Halo Mas. Ini undangannya sudah jadi. Mau Mas kirim langsung ke teman-temannya Mas nggak?"

"Boleh deh. Kirim langsung ke Whatsapp Mas ya. Mas tunggu!. Kamu sudah makan?

"Ini mau makan Mas. Mas juga jangan lupa makan ya!"

"Iya, ini lagi nunggu temen-temen mau ngajakin makan siang bareng"

"Oke, hati-hati di jalan Mas!"

"Iya, Kamu juga ya!"

Sore membawa petang. Pekerjaan hari ini melelahkan setelah makan siang berakhir. Kali ini aku mendapatkan tugas di luar kota. Pekerjaan kali ini sepertinya akan menjadi lebih sulit. Bukan karena tugas yang diberikan oleh atasanku, tapi ada hal lain yang membuatku menjadi lebih sulit.

Pagi harinya aku sudah bersiap pergi untuk pekerjaan di luar kota. Perjalanannya sangat menyenangkan menggunakan kereta api. Aku merasakan pemandangan yang berbeda karena kali ini melihat dari posisi yang berbeda. Namun, masih ada setitik keraguan yang masih saja membuatku bingung. Namun pada akhirnya, aku harus segera menyelesaikan dengan cepat pekerjaan ini. Alhasil, aku bisa melakukannya dengan cepat karena negosiasi berjalan dengan baik. 

Apakah kali ini aku harus menghapus keraguan tersebut? Mungkin hal ini memang harus dituntaskan agar tidak meninggalkan bekas yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun