PENTINGNYA MENGETAHUI MULTIPLE INTELLIGENCE PADA ANAK USIA DINI
Sebelum menjelaskan mengenai pentingnya mengetahui Multiple Intelligence pada anak usia dini, kita perlu mengetahui apa itu Multiple Intelligence dan apa saja pembagian Multiple Intelligence. Â
      Multiple Intelligence atau kecerdasan majemuk pertama kali dikenalkan oleh Howard Gardner pada tahun 1983. Kata Multiple Intelligence berasal dari dua kata yakni Multiple dan Intelligence. Multiple berarti jamak atau banyak, sedangkan Intelligence berarti yang memiliki kecerdasan. Gardner menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa ligkungan budaya masyarakat. Secara rinci Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan merupakan:
- Kemampuan untuk menciptakan produk yang efektif atau memberikan layanan yang memiliki nilai budaya
- Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan hidupnya
- Kemampuan untuk menemukan solusi untuk masalah yang melibatkan konsep-konsep baru
Gardner menyatakan bahwa Multiple Intelligence tidak hanya dilihat dari skor IQ (Intelligence Quotient) saja melainkan dilihat dari kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi, serta kemampuan menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan. Multiple Intelligence menurut Gardner dalam bukunya "Frames of Mind: Teori Multiple Intelligence" memandang bahwa kecerdasan majemuk sangat penting karena meliputi kecerdasan Bahasa, logika, interpersonal, intrapersonal, musik, visual-spasial, kinestetik, kecerdasan naturalis.
Menurut Gardner Multiple Intelligence dibagi menjadi 9, dimana pada setiap kecerdasan mempunyai indikator yang berbeda, berikut pembagian kecerdasan dalam Multiple Intelligence:
1. Kecerdasan Logis-Matematis
      Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan menyusun jalan keluar (solusi) dengan urutan yang logis (masuk akal) untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Gardner, sebagaimana dikutip oleh Paul Suparno (2008), kecerdasan logis-matematis yang oleh Thomas Amstrong dinamakan number smart (2005) dan logic smart (2002), adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan angka, bilangan dan logika secara efektif, seperti yang dimiliki matematikus, sainstis, programmer dan logikus.
      Seseorang yang memliki kecerdasan logis-matematis akan cenderung menyukai angka, urutan, logika dan keteraturan. Mereka yang memiiki kecerdasan logis-matematis mampu melakukan proses berpikir deduktif yaitu kemampuan berpikir yang dimulai dari hal yang bersifat umum lalu urut kepada hal yang bersifat khusus dan induktif yang merupakan kebalikan dari deduktif yaitu kemampuan berpikir dari hal yang bersifat khusus lalu urut sampai kepada hal yang bersifat umum. Seseorang yang memiliki kecerdasan logis-matematis juga ditandai dengan suka menemuka pola atau memecahkan rumus-rumus, mudah membuat pengelompokan suatu persoalan yang luas dan banyak, memiliki ketertarikan dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan eksperimen untuk mengetahui bagaimana sesuatu itu dapat bekerja.
2. Kecerdasan Linguistik
      Menurut teori kecerdasan majemuk yang diutarakan oleh Thomas Amstrong (2005), kecerdasan linguistik atau word smart adalah suatu kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan pengembangan bahasa secara umum. Sesorang yang memiliki kecerdasan linguistik ini ditandai dengan kemampuan berbahasa secara baik dan lancar, mudah mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, mudah mempelajari berbagai macam bahasa, mudah untuk menjelaskan, menceritakan pemikirannya kepada orang lain, lancar berdebat, mudah ingat, dan dengan mudah menghafal surat didalam Al-Quran.
3. Kecerdasan Visual-Spasial