Pada hari Minggu, 11 September 2022 dilansir thesundaily,11/09/2022, gempa berkekuatan 7,6 melanda Papua Nugini, merusak bangunan dan memicu tanah longsor, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai beberapa orang lainnya. Kota-kota utara di dekat pusat gempa melaporkan getaran kuat di pagi hari yang merusak jalan dan meruntuhkan dinding bangunan.
Anggota parlemen lokal Kessy Sawang mengatakan setidaknya dua orang meninggal di desa-desa pegunungan terpencil, dan setidaknya empat lainnya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
"Ada kerusakan yang cukup besar," katanya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa tanah longsor telah mengubur rumah-rumah dan "menghancurkan" sebuah desa di mana penduduk telah "kehilangan rumah".
Di daerah tersebut terdapat sedikit komunikasi, sedikit sumber daya pemerintah dan sedikit jalan beraspal, yang membuat penilaian dan upaya penyelamatan menjadi sulit.
Maskapai penerbangan kecil dan kelompok misi terlibat dalam mengangkut beberapa orang yang terluka melintasi lanskap hutan yang terjal.
"Medan dan cuaca sangat sulit. Ini tantangan," kata Nelly Pumai dari Manolos Aviation.
Di kota dataran tinggi timur Goroka, seorang penduduk setempat mengambil gambar bayangan jendela yang jatuh dari dinding retak sebuah universitas setempat.
Itu "sangat kuat," kata Hivi Apokole, seorang pekerja di Jais Aben Resort dekat kota pesisir Madang. "Semuanya seperti duduk di lautan, hanya berenang."
Gempa itu dirasakan sekitar 480 kilometer dari ibu kota, Port Moresby.
Penelitian Geologi AS (USGS). awalnya mengeluarkan informasi cuaca tsunami untuk daerah pantai terdekat, tetapi sejak itu memberitahukan ancaman itu telah berlalu.