Mohon tunggu...
Afa Fadila
Afa Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia dini

STOP WISHING START DOING!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kreativitas Berpikir Anak Usia Dini

9 Mei 2021   21:27 Diperbarui: 9 Mei 2021   23:04 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kreativitas Anak Usia Dini

Kreativitas pada anak usia dini berbeda dengan orang dewasa. Pada orang dewasa kreativitsa mengacu pada keahlian , keterampilan, dan motivasi dalam diri. Indikasi kreatif pada orang dewasa yaitu sebagai individu yang mempunyai keterampilan teknik prima, berkemampuan seni, dan mempunyai bakat. Adapun ide yang menakjubkan, karya yang mempesona, dan kekuatan serta konsentrasi yang luar biasa.

Berbeda dengan kreativitas pada anak usia dini yang memiliki ciri khas tersendiri. Kreativitas anak dilandasi keunikan gagasan dan berkembangnya imajinasi serta fantasi. Anak yang terindikasi kreatif lebih sensitif terhadap stimulasi. Anak tersebut tidak dibatasi oleh apapun. Maknanya, anak kreatif mempunyai kebebasan dan keluesan dalam beraktivitas. Anak kreatif cenderung mempunyai kesenangan dalam beraktivitas, selain itu dintandai juga dengan kemampuan membentuk imaji mental, berbagai konsep yang tidak muncul di hadapannya, dan dapat membentuk imajinasi yang konsepnya mirip dengan keadaan asli.

Proses Kreatif 

Kreativitas anak tumbuh dari kemampuan berpikir divergen, lateral, dan multiarah. Pada belahan otak manusia, kreativitas bersumber pada aktivitas hemisfer kanan (otak bagian kanan). Berpikir divergen ditandai dengan ciri-ciri generatif, eksploratif, tidak dapat di prediksi, dan multijawab. Namun sesungguhnya, proses terbentuknya kreativitas juga melibatkan kemampuan berpikir konvergen. Oleh sebab itu pada anak proses laterasi terjadi, sehingga stimulasi pada bagian otak kanan menjadi sangat esensial dan fundamental.

Kreativitas anak berkembang berdasarkan kefitrahannya sebagai manusia yang berpikir. Anak dapat menjadi kreatif karena sebagai manusia ia membutuhkan pemuasan terhadap emosi. Akan tetapi, kreativitas anak muncul karena anak membutuhkan strategi untuk membangun konsep, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan sesuai dengan tingkat kecerdasannya.

Kreativitas pada anak dapat dikatakan memadai apabila ia menemukan pemecahan atas suatu permasalahan, dalam kegiatan pemecahan ia melakukan fluency dengan memunculkan berbagai ide alternatif. Kemudian anak akan mempertimbangkan berbagai hal dan memilih solusi mana yang terbaik.

Pengambilan Keputusan 

Individu dapat bertahan dalam segala kondisi disebabkan oleh kreativitas yang dimilikinya. Hal tersebut karena individu yang kreatif terbiasa dengan kemampuannya mencari berbagai cara dalam menghadapi segala masalah. Pengambilan keputusan juga memerlukan keterampilan dalam berpikir. Dalam hal ini, bukan hanya orang dewasa yang harus mengambil keputusan. Anak usia dini juga harus diajarkan untuk mengambil keputusan, setidaknya untuk dirinya sendiri.

Mengajarkan kepada anak tidak hanya sekali, namun harus berulang kali. Sebab kemampuan anak belum seperti orang dewasa. Anak usia dini cukup konkret dalam berpikir. Salah satu contoh yang dapat diterapkan untuk mengajarkan anak mengambil keputusan yaitu, memberikan anak kebabasan dalam memilih. Sederhananya yaitu memilih menu makanan. Anak diminta untuk menentukan makanan yang ingin ia makan. Kemudian ia memilih permen. Konsekuensi yang muncul yaitu rasa manis yang enak, sehingga membuatnya ingin memakannya lagi. Anak akan mengulang pilihannya kembali, namun jika dibiarkan begutu saja ia tidak dapat secara langsung mengerti bahwa permen bukanlah makanan yang bergizi. Maka, pemberian pilihan yang tepat yaitu dengan memberinya beberapa menu makanan yang sesuai dengan perkembangannya, atau yang sudah jelas nilai gizinya. Sehingga ia juga dapat mengetahui pilihan makanan yang baik untuk kesehtannya.

Pemecahan masalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun