Sistem produksi suara yaitu laring, faring, hidung, struktur mulut, dan juga mekanisme neuromuskular dapat mempengaruhi pengaturan nafas saat berbicara. Selain itu, juga dapat mempengaruhi bunyi laring, pembentukkan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara melalui laring, faring, serta rongga mulut.
Gejala
Terjadinya gangguan komunikasi atau bahasa pada anak usia dini ditandai dengan beberapa gelaja seperti pendat yang dikemukakan oleh Aram DM (1987) dan Towne (1983), bahwa gejala-gejala tersebut dapat dianalisa sejak usia 6 bulan:
-  Usia 6 bulan, anak tidak memiliki kemampuan untuk memalingkan mata dan juga kepalnya terhadap arah datangnya suara dari belakang         maupun samping.
- Â Usia 10 bulan, tidak ada reaksi terhadap panggilan nama dirinya sendiri.
- Â Usia 15 bulan, anak tidak memahami ataupun memberikan reaksi terhadap kata-kata jangan, tidak boleh, da-da, dan lain sebagainya.
- Â Usia 18 bulan, anak tidak mampu menyebutkan sepuluh kata tunggal.
- Â Usia 21 bulan, anak tidak dapat memahami dan memberikan respons terhadap perintah seperti duduk, kemari, berdiri, dan lainnya.
-  Usia 24 bulan, anak tidak mampu menyebut bagian-bagian tubuh. Selain itu, anak juga belum mampu dalam mengutarakan ungkapan yang      terdiri dari dua kata.
- Â Usia selanjutnya anak hanya memiliki perbendaharaan kata yang sangat sedikit dan tidak memiliki kata-kata dengan huruf z pada frase.
- Â Usia 30 bulan, ketika anak mengucapkan perkataan orang lain tidak dapat mengertinya.
-  Usia 36 bulan, anak tidak bisa dimengerti ucapannya oleh orang lain, tidak bisa menggunakan kalimat-kalimat sederhada untuk                  berkomunikasi.
- Â Usia 3.5 tahun, anak selalu gagal dalam menyebutkan kata akhir seperti ca untuk cat, ba untuk ban, dan sebagainya.
- Â Setelah usia 4 tahun, anak masih tidak lancar berbicara (gagap).
Gangguan komunikasi pada anak dapat diatasi melalui berbagai cara yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga, guru dan pastinya ahli dibidang terapi, agar anak tidak terlarut dalam keadaan tersebut.
Intervensi Guru dan Orang tua
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak dalam meningkatkan kemampuan komunikasi yaitu salah satunya dengan membawa anak untuk terapi wicara. Terapis akan melakukan terapi pada masalah di bidang artikulasi, gangguan bunyi suara, dan gangguan bahasa reseptif serta ekspresif. Guru dan orang tua dapat berkonsultasi dengan terapis tentang bagaimana cara memebrikan stimulasi kepada anak diluar jadwal teapi, agar guru dan orang tua juga dapat membantu anak untuk berkomunikasi dengan baik serta mempercepat perkembangan kemampuan berbicara anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H